Yuk kita lanjutin dulu guys dengan cerbung Romantis Mr Hero vs Mrs Zero nya. Karena ini cerbung sudah mulai molor nggak jelas, mungkin bakal dikasi konflik sedikit biar nemu yang namanya ending ya.
Buat cerbung Stay with me, Please! nya mungkin bakal dilanjutkan lagi nanti. Dan untuk part sebelumnya bisa klik disini. Happy reading yaa...
Olive melangkah perlahan setelah keluar dari gerbang sekolahnya, ia melirik kearah jalanan yang masih terlihat sepi, kemudian melangkah menelusuri jalanan kearah haltle bus, perlahan ia melirik jam ditangannya, masih banyak waktu untuk masuk kerja hari ini dan Olive berencana untuk menghabiskan waktunya dialun-alun kota, setelah melihat haltle yang berada diseberang jalan gadis itu melangkah untuk mendekat.
Tiba-tiba hanphonenya berdering nyaring membuat Olive sedikit terlonjak kaget, tidak mau membuat keributan yang sama Olive segera melepas sebelah ranselnya dari tangan dan mencari hanphone disaku tasnya, namun benda mungil itu tidak segera ditemukan, malah suara nada dering itu yang semakin menjadi. Kesal membuat Olive menghentikan langkahnya dan memfokuskan diri kearah tasnya.
"Olive Awass..." terikan itu membuat Olive mengalihkan tatapannya keasal suara dan mendapati Arial yang sedang berteriak keras kearahnya, kemudian terdengar suara klakson yang membuat gadis itu memutar kepalanya dengan cepat, dan melihat sebuah motor yang mengarah kearahnya dengan cepat, kaget tubuhnya malah tidak bisa digerakkan. Dan dalam hati Olive sudah menerima hal buruk apapun yang mungkin akan segera ia terima.
Namun tepat saat motor sudah mulai mendekat kearahnya, tiba-tiba ada sebuah tangan yang menarik lengannya dengan cepat. Olive kehilangan keseimbangan dan gadis itu menubruk seseorang, namun kakinya yang masih belum menapak bumi menjadi oleng dan membuat keduanya terjatuh. Olive menimpa seseorang tepat diatasnya, saat keduanya sukses terjerembab ditrotoar jalan. Terdengar sang pengendara motor yang memaki-maki kearahnya dengan motor yang kemudian melaju terus menghilang dari pandangan.
"Aduh," ucap Olive sambil menarik tubuhnya untuk melihat siapa yang telah menjadi korban atas ulah cerobohnya.
"Loe nggak apa-apa?" tanya Arial yang masih dalam posisi berbaring ditrotoar jalan.
"Ehem, iyaa..." jawab Olive sedikit gugup.
"Kalau gitu, bisa gantian bantuin gue?" tanya Arial sambil sedikit meringis, Olive yang baru menyadari posisinya - Mendarat diatas tubuh Arial - langsung berdiri dengan cepat, ia merapikan bajunya dan membiarkan Arial untuk duduk, lalu ia mengulurkan tangannya membantu Arial untuk berdiri, pria itu tersenyum tipis lalu menerima uluran tangan Olive.
"Kamu nggak apa-apa?" tanya Olive hati-hati. Arial membalas dengan senyuman dan menggeleng singkat, kemudian melirik kearah siku tangannya sambil meringis, gadis itu ikut menatap kearah yang sama dan matanya langsung membulat saat melihat darah yang mengalir dari lengan Arial "Astaga, kamu terluka..." ucap Olive sambil meraih tangan Arial untuk melihat luka yang didapat pria itu, mungkin tidak sengaja tergores bebatuan saat tadi tubuhnya mendarat diaspal.
"Gue nggak apa-apa," jawab Arial dengan senyum menenangkan.
"Nggak apa-apa gimana kalau kamu sampai terluka begini, kita keklinik aja ya..." tawar gadis itu.
"Nggak usah repot-repot, luka gini aja entar juga sembuh kok," balas Arial.
"Aku bakal makin merasa bersalah kalau kamu nolak terus," ucap Olive dengan pandangan khawatir, membuat Arial berfikir sejenak lalu pandangannya terhenti pada sosok yang tak jauh darinya, tampak David yang masih berdiri dengan hanphone ditangan memperhatikan kearahnya sepertinya Olive tidak menyadari kehadiran pria itu karena posisinya yang membelakangi David.
"Ah baiklah kalau kamu memaksa," jawab Arial akhirnya, keduanya memutuskan untuk kembali berjalan, namun saat baru satu langkah, Arial meringis sambil memegangi kakinya, dengan cepat Olive menahan tangan pria itu yang tidak terluka dan membantu Arial untuk berjalan membuat pria itu tersenyum sekilas lalu ikut melangkah pergi.
"Pelan-pelan aja," ucap Olive sambil membantu Arial untuk berjalan, pria itu membalas dengan anggukan, kemudian terdengar bunyi ringtone yang sama dari tas yang digunakan Olive, menadakan ada panggilan masuk.
"Hanphone loe bunyi tuh," ucap Arial saat Olive mengabaikan panggilannya.
"Nggak apa-apa, entar kalau penting pasti nelfon lagi. Kita bawa kamu keklinik dulu," jawab Olive tepat saat sebuah angkot melewati kearah mereka, dengan cepat Olive melambaikan tangannya, kemudian keduanya memasuki angkot dan meninggalkan David yang tampak masih memperhatikan mereka dengan hanphone yang masih menempel ditelinganya.
"Sialan," umpat David saat lagi-lagi terdengar suara operator dari hanphone ditangannya, pandangannya masih kearah Angkot yang sudah menjauh membawa Olive dan Arial, dengan kesal pria itu menggenggam hanphone ditangannya lebih erat, berharap kalau kekesalannya bisa sedikit berkurang.
Olive menunggu diluar saat Arial diperiksa, ia tampak sedikit gelisah, bagaimana kalau sempat hal buruk menimpa pria itu, apa yang akan ia lakukan setelahnya. Kemudian fikiran buruk yang barus aja difikirkannya terpecahkan saat deringan hanphonenya kembali mengalun, Olive sedikit melonjak karena kaget, kemudian buru-buru merogoh tas ranselnya. Takut kalau kekagetan yang ia rasakan juga dialami pasien yang mungkin juga sedang diperiksa. Tidak lucu kalau sampai ia diusir karena membuat keributan ulah hanphonenya yang mungkin memang belum disekolahkan untuk tau dimana saja harus ribut.
"Halo," ucap Olive saat hanphone sudah ditelinganya.
"Ah, akhirnya kamu jawab juga," terdengar suara yang sangat dikenalinya dari seberang membuat Olive menarik hanphone ditangannya dan melihat siapa yang telah menelefon, sepertinya karena kaget Olive tidak sempat melihat lebih dulu siapa yang memanggilnya.
"Iya, David. Ada apa?" tanya Olive setelah kembali menempelkan hanphonenya ditelinga "Sorry, aku sedang sibuk sekarang," lanjutnya kemudian.
"Oh, jadi kamu dimana sekarang?" tanya David, Olive melirik kearah ruangan dimana Arial sedang diobati, kemudian mengingat beberapa kejadian yang lalu. Sepertinya kedua pria itu tidak dalam hubungan yang baik, membuat Olive berfikir sesaat apakah ia harus mengatakan sejujurnya atau harus berbohon, namun bagaimana kalau pria itu marah "Olive?" tanya David lagi, saat Olive masih terdiam.
"Ah iya, aku sedang dikelinik sekarang," jawab Olive akhirnya.
"Kenapa? Siapa yang sakit?" tanya David kemudian dan membuat Olive menarik nafasnya lebih panjang.
"Teman, aku mengantar temanku kekelinik. Ah maaf David aku harus pergi sekarang, nanti aku telfon kembali ya," ucap Olive saat melihat Arial yang sudah keluar dari ruangannya, bahkan gadis itu tidak menunggu balasan dari David lebih dulu dan memutuskan sambungan.
Sementara itu, disisi lain David yang sedang duduk diranjang kamarnya menatap kosong kedepan dan menarik hanphone yang sebelumnya ditempelkannya ketelinga saat Olive sudah mengakhiri panggilannya.
"Heh, Teman?" ucap David sendiri "Yaahh gadis itu bisa pergi dengan siapapun yang ia inginkan," lanjutnya dan merebahkan tubuhnya dengan kasar diatas kasur, moodnya langsung mendadak buruk mengingat kalau Olive sedang bersama Arial, bahkan bertambah buruk saat gadis itu tidak mengatakan yang sejujurnya padanya. David benar-benar tidak menyukai perasaan kesal yang sedang ia rasakan sekarang.
"Seharusnya aku yang mengantarmu, kamu nggak perlu repot-repot nganterin aku setelah apa yang sudah terjadi," ucap Olive setelah turun dari angkot bersama Arial disampingnya, pria itu memaksa untuk mengantar Olive sampai ketempat kerja sambilannya dan menolak saat gadis itu ingin mengantarnya pulang.
"Gue udah bilang kalo Gue nggak apa-apa kan," ucap Arial sambil tersenyum.
"Tetap saja aku merasa bersalah, karena sudah menyebabkan kamu terluka," ucap Olive masih terlihat khawatir.
"Apa perlu gue lari-larian dulu nih biar loe yakin kalo gue nggak apa-apa?" tanya Arial dengan nada bercanda membuat Olive ikut tertawa "Yaudah, masuk gih. Nggak enak kalo loe sampe telat gegara gue," lanjut pria itu.
Olive menganggukkan kepalanya "Yaudah, hati-hati pulangnya. Makasih ya," ucap Olive sambil tersenyum, Arial membalas dengan anggukan dan membiarkan gadis itu melangkah pergi.
"Usaha nggak dosa kan?" ucap Arial sendiri saat Olive sudah benar-benar menghilang dari padangannya, kemudian pria itu tersenyum sekilas saat mengingat wajah kesal David yang tadi sempat dilihatnya saat Olive membantunya berjalan, kemudian pria itu melangkah pergi.
"Siapa?" tanya Neza saat Olive sudah memasuki toko bukunya, pria itu berdiri tepat didepan pintu dengan sapu ditangan, sepertinya Neza melihat siapa yang mengantar Olive saat gadis itu menatap kearah luar dimana tatapan Neza terarah kearah Arial yang kini sudah melangkah pergi.
"Oh, Temen," jawab Olive singkat dan mulai melangkah kearah ruang ganti, Neza yang ingin menanyakan lebih lanjut terpaksa ditunda sampai gadis itu menyelesaikan ganti bajunya, sementara Neza kembali menyelesaikan tugasnya untuk beberes.
Selesai membersihkan toko buku, Neza mendudukkan tubuhnya disamping Olive yang kini sudah stanby didepan komputernya, tampak gadis itu sedang mengetik sesuatu dari keyboard dan menatap fokus kelayar, Neza mengintip dari balik bahu Olive dan menaikkan sebelah alisnya saat Olive menekan tombol search dari google.
"Pasal tentang kecelakaan?" tanya Neza bingung "Siapa yang habis kecelakaan?" lanjutnya kemudian dan ikut menggeser kursinya kearah Olive untuk ikut membaca halaman dari layar komputer didepannya.
"Aku penasaran, kalau kita sebagai pelaku dan menyebabkan seseorang bahaya bakal dipenjara berapa tahun ya," balas Olive sambil memainkan mouse ditangan kanannya, gadis itu masih sibuk mengklik sana sini untuk kemudian membacanya.
"Kecelakaan seberapa parah?" tanya Neza kemudian, Olive berfikir sesaat tapi kemudian ia menghembuskan nafas perlahan dan menghalihkan perhatiannya dari layar laptop kearah Neza yang kemudian menatap bingung kearahnya.
"Hemm, Jadi gini..." ucap Olive kemudian, dan mengalirlah cerita itu dari mulutnya. Tentang bagaimana bisa Arial terluka karena dirinya, meskipun ia sudah membayar uang pengobatan untuk pria itu, tetap saja ia masih khawatir. Bagaimana kalau orang tua Arial tidak terima dan melaporkannya, lalu masa apa yang akan terjadi dengan masa depannya?
"Astaga Olive,... Aku lihat tadi aja anak itu baik-baik aja, buktinya masih bisa anterin kamu dengan selamat. Paling juga lecet dikit doang, nggak mungkin sampe penjara juga kali. Lagian kalian temen kan?" komentar Neza saat akhirnya Olive menyelesaikan cerita dan unek-unek yang sedari tadi difikirkannya.
"Iyaaa kita nggak bisa dibilang temen juga sih, tapi paling nggak bukan musuh. Tapi tetep aja dia terluka gegara nolongin aku," ucap Olive lemah sambil menundukkan kepalanya.
"Udaah, kamu tenang aja. Kalau tuh anak nekat bawa kamu kepengadilan, bilang aja ke aku," Neza berusaha untuk menenangkan Olive "Mungkin kita bisa bernegosiasi, paling parah juga nanti kamu nikahin dia kalau sampe dia nggak bisa cari calon istri karena lukanya," lanjut Neza sambil tertawa.
"Ha?! Serius sampe separah itu?" tanya Olive dengan nada kaget, Neza yang awalnya hanya berniat untuk bercanda malah tergoda untuk ngerjain Olive yang dianggapnya terlalu polos, pria itu menarik sebelah bibirnya mengeluarkan smrik.
"Yahh, bisa ajakan? Sebagai gantinya kamu cuma harus menjadi istrinya untuk melayani dia seumur hidup," balas Neza dengan tampang seriusnya.
"Astaga, Mati aku..." ucap Olive sambil menutup wajahnya dengan kedua tangan, jelas kalau ia sedang panik. Kemudian ia menyandarkan kepalanya diatas meja, siap menerima nasib buruknya, sementara Neza yang masih mengulum senyuman perhalan beranjak dari kursinya dan melangkah pergi sambil geleng-geleng kepala.
"Dasar Mrs Zero..." ucap Neza sendiri setelah melangkah pergi.
Bersambung ke Mr Hero vs Mrs Zero part ~ 25
Detail cerbung Mr Hero vs Mrs Zero
Buat cerbung Stay with me, Please! nya mungkin bakal dilanjutkan lagi nanti. Dan untuk part sebelumnya bisa klik disini. Happy reading yaa...
Cerbung Romantis Mr Hero vs Mrs Zero Part ~ 24 |
Mr Hero vs Mrs Zero
Olive melangkah perlahan setelah keluar dari gerbang sekolahnya, ia melirik kearah jalanan yang masih terlihat sepi, kemudian melangkah menelusuri jalanan kearah haltle bus, perlahan ia melirik jam ditangannya, masih banyak waktu untuk masuk kerja hari ini dan Olive berencana untuk menghabiskan waktunya dialun-alun kota, setelah melihat haltle yang berada diseberang jalan gadis itu melangkah untuk mendekat.
Tiba-tiba hanphonenya berdering nyaring membuat Olive sedikit terlonjak kaget, tidak mau membuat keributan yang sama Olive segera melepas sebelah ranselnya dari tangan dan mencari hanphone disaku tasnya, namun benda mungil itu tidak segera ditemukan, malah suara nada dering itu yang semakin menjadi. Kesal membuat Olive menghentikan langkahnya dan memfokuskan diri kearah tasnya.
"Olive Awass..." terikan itu membuat Olive mengalihkan tatapannya keasal suara dan mendapati Arial yang sedang berteriak keras kearahnya, kemudian terdengar suara klakson yang membuat gadis itu memutar kepalanya dengan cepat, dan melihat sebuah motor yang mengarah kearahnya dengan cepat, kaget tubuhnya malah tidak bisa digerakkan. Dan dalam hati Olive sudah menerima hal buruk apapun yang mungkin akan segera ia terima.
Namun tepat saat motor sudah mulai mendekat kearahnya, tiba-tiba ada sebuah tangan yang menarik lengannya dengan cepat. Olive kehilangan keseimbangan dan gadis itu menubruk seseorang, namun kakinya yang masih belum menapak bumi menjadi oleng dan membuat keduanya terjatuh. Olive menimpa seseorang tepat diatasnya, saat keduanya sukses terjerembab ditrotoar jalan. Terdengar sang pengendara motor yang memaki-maki kearahnya dengan motor yang kemudian melaju terus menghilang dari pandangan.
"Aduh," ucap Olive sambil menarik tubuhnya untuk melihat siapa yang telah menjadi korban atas ulah cerobohnya.
"Loe nggak apa-apa?" tanya Arial yang masih dalam posisi berbaring ditrotoar jalan.
"Ehem, iyaa..." jawab Olive sedikit gugup.
"Kalau gitu, bisa gantian bantuin gue?" tanya Arial sambil sedikit meringis, Olive yang baru menyadari posisinya - Mendarat diatas tubuh Arial - langsung berdiri dengan cepat, ia merapikan bajunya dan membiarkan Arial untuk duduk, lalu ia mengulurkan tangannya membantu Arial untuk berdiri, pria itu tersenyum tipis lalu menerima uluran tangan Olive.
"Kamu nggak apa-apa?" tanya Olive hati-hati. Arial membalas dengan senyuman dan menggeleng singkat, kemudian melirik kearah siku tangannya sambil meringis, gadis itu ikut menatap kearah yang sama dan matanya langsung membulat saat melihat darah yang mengalir dari lengan Arial "Astaga, kamu terluka..." ucap Olive sambil meraih tangan Arial untuk melihat luka yang didapat pria itu, mungkin tidak sengaja tergores bebatuan saat tadi tubuhnya mendarat diaspal.
"Gue nggak apa-apa," jawab Arial dengan senyum menenangkan.
"Nggak apa-apa gimana kalau kamu sampai terluka begini, kita keklinik aja ya..." tawar gadis itu.
"Nggak usah repot-repot, luka gini aja entar juga sembuh kok," balas Arial.
"Aku bakal makin merasa bersalah kalau kamu nolak terus," ucap Olive dengan pandangan khawatir, membuat Arial berfikir sejenak lalu pandangannya terhenti pada sosok yang tak jauh darinya, tampak David yang masih berdiri dengan hanphone ditangan memperhatikan kearahnya sepertinya Olive tidak menyadari kehadiran pria itu karena posisinya yang membelakangi David.
"Ah baiklah kalau kamu memaksa," jawab Arial akhirnya, keduanya memutuskan untuk kembali berjalan, namun saat baru satu langkah, Arial meringis sambil memegangi kakinya, dengan cepat Olive menahan tangan pria itu yang tidak terluka dan membantu Arial untuk berjalan membuat pria itu tersenyum sekilas lalu ikut melangkah pergi.
"Pelan-pelan aja," ucap Olive sambil membantu Arial untuk berjalan, pria itu membalas dengan anggukan, kemudian terdengar bunyi ringtone yang sama dari tas yang digunakan Olive, menadakan ada panggilan masuk.
"Hanphone loe bunyi tuh," ucap Arial saat Olive mengabaikan panggilannya.
"Nggak apa-apa, entar kalau penting pasti nelfon lagi. Kita bawa kamu keklinik dulu," jawab Olive tepat saat sebuah angkot melewati kearah mereka, dengan cepat Olive melambaikan tangannya, kemudian keduanya memasuki angkot dan meninggalkan David yang tampak masih memperhatikan mereka dengan hanphone yang masih menempel ditelinganya.
"Sialan," umpat David saat lagi-lagi terdengar suara operator dari hanphone ditangannya, pandangannya masih kearah Angkot yang sudah menjauh membawa Olive dan Arial, dengan kesal pria itu menggenggam hanphone ditangannya lebih erat, berharap kalau kekesalannya bisa sedikit berkurang.
Mr Hero vs Mrs Zero
Olive menunggu diluar saat Arial diperiksa, ia tampak sedikit gelisah, bagaimana kalau sempat hal buruk menimpa pria itu, apa yang akan ia lakukan setelahnya. Kemudian fikiran buruk yang barus aja difikirkannya terpecahkan saat deringan hanphonenya kembali mengalun, Olive sedikit melonjak karena kaget, kemudian buru-buru merogoh tas ranselnya. Takut kalau kekagetan yang ia rasakan juga dialami pasien yang mungkin juga sedang diperiksa. Tidak lucu kalau sampai ia diusir karena membuat keributan ulah hanphonenya yang mungkin memang belum disekolahkan untuk tau dimana saja harus ribut.
"Halo," ucap Olive saat hanphone sudah ditelinganya.
"Ah, akhirnya kamu jawab juga," terdengar suara yang sangat dikenalinya dari seberang membuat Olive menarik hanphone ditangannya dan melihat siapa yang telah menelefon, sepertinya karena kaget Olive tidak sempat melihat lebih dulu siapa yang memanggilnya.
"Iya, David. Ada apa?" tanya Olive setelah kembali menempelkan hanphonenya ditelinga "Sorry, aku sedang sibuk sekarang," lanjutnya kemudian.
"Oh, jadi kamu dimana sekarang?" tanya David, Olive melirik kearah ruangan dimana Arial sedang diobati, kemudian mengingat beberapa kejadian yang lalu. Sepertinya kedua pria itu tidak dalam hubungan yang baik, membuat Olive berfikir sesaat apakah ia harus mengatakan sejujurnya atau harus berbohon, namun bagaimana kalau pria itu marah "Olive?" tanya David lagi, saat Olive masih terdiam.
"Ah iya, aku sedang dikelinik sekarang," jawab Olive akhirnya.
"Kenapa? Siapa yang sakit?" tanya David kemudian dan membuat Olive menarik nafasnya lebih panjang.
"Teman, aku mengantar temanku kekelinik. Ah maaf David aku harus pergi sekarang, nanti aku telfon kembali ya," ucap Olive saat melihat Arial yang sudah keluar dari ruangannya, bahkan gadis itu tidak menunggu balasan dari David lebih dulu dan memutuskan sambungan.
Sementara itu, disisi lain David yang sedang duduk diranjang kamarnya menatap kosong kedepan dan menarik hanphone yang sebelumnya ditempelkannya ketelinga saat Olive sudah mengakhiri panggilannya.
"Heh, Teman?" ucap David sendiri "Yaahh gadis itu bisa pergi dengan siapapun yang ia inginkan," lanjutnya dan merebahkan tubuhnya dengan kasar diatas kasur, moodnya langsung mendadak buruk mengingat kalau Olive sedang bersama Arial, bahkan bertambah buruk saat gadis itu tidak mengatakan yang sejujurnya padanya. David benar-benar tidak menyukai perasaan kesal yang sedang ia rasakan sekarang.
Mr Hero vs Mrs Zero
"Seharusnya aku yang mengantarmu, kamu nggak perlu repot-repot nganterin aku setelah apa yang sudah terjadi," ucap Olive setelah turun dari angkot bersama Arial disampingnya, pria itu memaksa untuk mengantar Olive sampai ketempat kerja sambilannya dan menolak saat gadis itu ingin mengantarnya pulang.
"Gue udah bilang kalo Gue nggak apa-apa kan," ucap Arial sambil tersenyum.
"Tetap saja aku merasa bersalah, karena sudah menyebabkan kamu terluka," ucap Olive masih terlihat khawatir.
"Apa perlu gue lari-larian dulu nih biar loe yakin kalo gue nggak apa-apa?" tanya Arial dengan nada bercanda membuat Olive ikut tertawa "Yaudah, masuk gih. Nggak enak kalo loe sampe telat gegara gue," lanjut pria itu.
Olive menganggukkan kepalanya "Yaudah, hati-hati pulangnya. Makasih ya," ucap Olive sambil tersenyum, Arial membalas dengan anggukan dan membiarkan gadis itu melangkah pergi.
"Usaha nggak dosa kan?" ucap Arial sendiri saat Olive sudah benar-benar menghilang dari padangannya, kemudian pria itu tersenyum sekilas saat mengingat wajah kesal David yang tadi sempat dilihatnya saat Olive membantunya berjalan, kemudian pria itu melangkah pergi.
"Siapa?" tanya Neza saat Olive sudah memasuki toko bukunya, pria itu berdiri tepat didepan pintu dengan sapu ditangan, sepertinya Neza melihat siapa yang mengantar Olive saat gadis itu menatap kearah luar dimana tatapan Neza terarah kearah Arial yang kini sudah melangkah pergi.
"Oh, Temen," jawab Olive singkat dan mulai melangkah kearah ruang ganti, Neza yang ingin menanyakan lebih lanjut terpaksa ditunda sampai gadis itu menyelesaikan ganti bajunya, sementara Neza kembali menyelesaikan tugasnya untuk beberes.
Selesai membersihkan toko buku, Neza mendudukkan tubuhnya disamping Olive yang kini sudah stanby didepan komputernya, tampak gadis itu sedang mengetik sesuatu dari keyboard dan menatap fokus kelayar, Neza mengintip dari balik bahu Olive dan menaikkan sebelah alisnya saat Olive menekan tombol search dari google.
"Pasal tentang kecelakaan?" tanya Neza bingung "Siapa yang habis kecelakaan?" lanjutnya kemudian dan ikut menggeser kursinya kearah Olive untuk ikut membaca halaman dari layar komputer didepannya.
"Aku penasaran, kalau kita sebagai pelaku dan menyebabkan seseorang bahaya bakal dipenjara berapa tahun ya," balas Olive sambil memainkan mouse ditangan kanannya, gadis itu masih sibuk mengklik sana sini untuk kemudian membacanya.
"Kecelakaan seberapa parah?" tanya Neza kemudian, Olive berfikir sesaat tapi kemudian ia menghembuskan nafas perlahan dan menghalihkan perhatiannya dari layar laptop kearah Neza yang kemudian menatap bingung kearahnya.
"Hemm, Jadi gini..." ucap Olive kemudian, dan mengalirlah cerita itu dari mulutnya. Tentang bagaimana bisa Arial terluka karena dirinya, meskipun ia sudah membayar uang pengobatan untuk pria itu, tetap saja ia masih khawatir. Bagaimana kalau orang tua Arial tidak terima dan melaporkannya, lalu masa apa yang akan terjadi dengan masa depannya?
"Astaga Olive,... Aku lihat tadi aja anak itu baik-baik aja, buktinya masih bisa anterin kamu dengan selamat. Paling juga lecet dikit doang, nggak mungkin sampe penjara juga kali. Lagian kalian temen kan?" komentar Neza saat akhirnya Olive menyelesaikan cerita dan unek-unek yang sedari tadi difikirkannya.
"Iyaaa kita nggak bisa dibilang temen juga sih, tapi paling nggak bukan musuh. Tapi tetep aja dia terluka gegara nolongin aku," ucap Olive lemah sambil menundukkan kepalanya.
"Udaah, kamu tenang aja. Kalau tuh anak nekat bawa kamu kepengadilan, bilang aja ke aku," Neza berusaha untuk menenangkan Olive "Mungkin kita bisa bernegosiasi, paling parah juga nanti kamu nikahin dia kalau sampe dia nggak bisa cari calon istri karena lukanya," lanjut Neza sambil tertawa.
"Ha?! Serius sampe separah itu?" tanya Olive dengan nada kaget, Neza yang awalnya hanya berniat untuk bercanda malah tergoda untuk ngerjain Olive yang dianggapnya terlalu polos, pria itu menarik sebelah bibirnya mengeluarkan smrik.
"Yahh, bisa ajakan? Sebagai gantinya kamu cuma harus menjadi istrinya untuk melayani dia seumur hidup," balas Neza dengan tampang seriusnya.
"Astaga, Mati aku..." ucap Olive sambil menutup wajahnya dengan kedua tangan, jelas kalau ia sedang panik. Kemudian ia menyandarkan kepalanya diatas meja, siap menerima nasib buruknya, sementara Neza yang masih mengulum senyuman perhalan beranjak dari kursinya dan melangkah pergi sambil geleng-geleng kepala.
"Dasar Mrs Zero..." ucap Neza sendiri setelah melangkah pergi.
Bersambung ke Mr Hero vs Mrs Zero part ~ 25
Detail cerbung Mr Hero vs Mrs Zero
- Judul cerpen : Mr Hero vs Mrs Zero ~ 24
- Penulis : Mia mulyani
- Panjang : 1.619 Word
- Serial : Part 24
- Genre : Cinta, Romantis
Tidak ada komentar:
Posting Komentar