Masih berkutat dengan dunia perkemahan ini, kayaknya part selanjutnya bakal pindah tempat deh, berasa bosen disitu-situ mulu. Admin juga serasa makin miskin ide, yang mau lanjut Mr Hero vs Mrs Zero ini tinggal scroll aka ya.
Dan untuk yang masih mau lirik part sebelumnya klik aja disini Cerbung Romantis Mr Hero vs Mrs Zero part ~ 17. Happy reading...
David menggenggam lebih erat tangan yang masih terdapat botol mineral yang tadi diminumnya. Pandangannya masih lurus menatap kearah dua sosok makhluk yang belum ada 2 x 24 jam ini mampu menggoncangkan hatinya. Olive tampak tertawa ceria sambil menyiram air kearah Arial menggunakan tangannya, bukannya marah pria itu justru malah melakukan hal yang sama, benar-benar pemandangan yang sangat sangat sangat tidak ingin ia lihat untuk saat ini.
"Kamu yakin masih mau nerusin ini?" tanya Dion menyadarkan lamunan penuh rencana buruk dalam ingatannya untuk melenyapkan pria yang mengganggu miliknya.
"Kayaknya udah nggak usah aja deh Dav," kali ini Hendra yang bersuara "Coba inget lagi, dari tadi semua cara untuk ngerjain itu cowok satu malah berujung bikin kedekatan mereka makin menjadi. Kamu sadar kan berapa kali Olive jatuh kepelukannya?" lanjutnya mengingatkan.
"Setelah apa yang kita lakuin, kayaknya lebih tepat kalau dibilang ngedeketin mereka dari pada menjauhkan deh," Dion malah membuatnya makin panas.
"Berisik, berapa sisa kotak yang kita punya?" tanya David sama sekali tidak bersahabat.
"Dua, plus sama laba-laba yang sisa satu. Aku curiga deh sebenernya kamu malah ngerjain kita, dari tadi yang gerak cari kan cuma kita dua aja," keluh Hendra sambil menunjukkan apa yang ada ditangannya, ia sudah cukup bersusah payah untuk mendapatkan kotak sebagai alat untuk membalas Arial juga Aldo sebelumnya. Untung saja sebelumnya ia sudah mengintip lebih dulu anak-anak yang menyembunyikan kotak untuk pelatihan, jadi ia hanya tinggal berusaha untuk mendapatkan tanpa harus susah payah mencari hutan yang sebesar ini.
"Waw... Menarik," ucapan Dion membuat kedua sahabatnya menoleh, saat melihat Dion yang malah sedang memperhatikan sungai membuat mereka ikut melakukan hal yang sama, rahang David langsung mengeras saat melihat Arial yang tampak sedang memeluk Olive dengan pandangan yang tertuju tepat dimanik mata gadis itu, dan sialnya justru Olive melakukan hal yang sama.
"Eits, tunggu... Jangan bilang kamu mau kesana," tahan Hendra saat David siap bergegas ingin melangkah mendekat, pria itu langsung menatap Hendra penuh tatapan membunuh karena sudah menahannya.
"Nggak sengaja itu Dav, aku liatin dari tadi. Si Olive hampir jatuh, dan tu cowok satu cuma nolongin, nggak sengaja aja posisinya jadi begitu. Jangan salahkan mereka karena moment ini kamu yang nyiptain," kali ini Dion yang bersuara, membuat David mengalihkan tatapan membunuhnya kearah Dion namun pria itu hanya mengangkat sebelah bahunya tanda tidak perduli, kesal David memilih untuk melangkah pergi. Rasa kesal semakin memuncak ia rasakan.
Setelah diingat, memang dari tadi semua yang ia rencanakan selalu membuat keduanya malah semakin lengket, saat dengan susah payah ia memasang perangkap dengan tali yang saling terhubung untuk menjegal langkah Arial saat pria itu ingin mendapatkan kotak yang sengaja ia tinggalkan disebalik semak, justru malah pria itu terjatuh kearah Olive yang berada dibelakangnya, karena ditubruk tiba-tiba membuat Olive kehilangan keseimbangan, meski tidak mau mengakuinya tapi David sendiri tau kalau naluri pria itu lebih tajam dan peka karena menarik Olive untuk menahan gadis itu tertimpa dirinya, endingnya Olive yang terjatuh tepat dipelukan David dengan tubuh yang sukses mendarat ditanah, sempurna. Sangat-sangat sempurna, itu jelas adegan romantis yang sering dilihat gadis itu, jangan sampai Olive malah jatuh cinta pada pria yang membantunya.
Karena kekesalannya, David kembali merencanakan pembalasan selanjutnya, dari mulai meletakkan kotak diujung ranting yang lumayan kecil namun tinggi, kemudian meletakkan kotak diujung kayu yang berjungkit, sehingga saat diambil kayu yang sebelumnya akan menimpanya, lalu meletakkan perangkap diatas bebatuan yang lebih tinggi sampai akhirnya ia kesal dan memilih melempar kotak yang seharusnya mereka cari tepat dikepala pria itu, namun endingnya selalu berujung Arial yang selamat dan terus menjadikan Olive sebagai sandarannya, David sudah tidak ingin lagi menghitung berapa kali tubuh gadis itu jatuh kepelukan Arial, sialnya lagi ia sama sekali tidak punya kesempatan untuk mencegahnya.
Lalu ia David meletakkan kotak disamping bebatuan yang lebih licin disungai, meskipun ia bisa tertawa saat Arial sukses terjatuh keair yang membuatnya basah kuyup malah semakin membuatnya berang karena kaos yang sebelumnya digunakan Arial untuk menutupi tubuhnya menjadi lebih melekat untuk mencetak jelas dimana otot-otot perut dan dada itu berbentuk, meski tidak mau mengakui David sendiri jelas yakin kalau pria itu sering olahraga, dan pemandangan itu sama sekali tidak bagus untuk gadis yang masih sepolos Olive, bahkan kemudian mereka malah saling mencipratkan air dengan tangan menikmati sejuknya air sungai yang memang sangat jernih. Tingkat kekesalannya sudah benar-benar mencapai tahap akhir dari seseorang yang harus bersabar melihat gadisnya selalu terpesona pada pria lain. Tidak, David tidak ingin hal ini semakin berlanjut.
"Iket yang kenceng," perintah David, Dion mengiyakan dengan isyarat tangannya yang membentuk huruf 'O' dari atas pohon, ia mengikat salah satu kaki laba-laba ditangannya dan mengikatkan ujungnya dibatang pohon, kemudian meletakkan kotak yang berada ditangannya yang lain kesela cabang.
"Nggak keliatan, coba cabang yang lainnya," komentar Hendra yang kali ini memperhatikan dari arah jalanan yang nanti akan dilewati Olive dan Arial. Dion mengikuti perintah dan meletakkan dicabang sampingnya, kemudian Hendra mengagguk tanda sempurna, tak lupa Dion meletakkan Laba-laba yang tadi diikatnya keatas kotak, kemudian ia turun dan mengajak kedua temannya untuk bersembunyi.
"Ehem, kamu yakin nggak apa-apa?" tanya Olive "Pakaian kamu basah kuyub begitu, mending kita balik aja yuk, toh kotaknya juga kita dapat 1 kan? Paling nggak kita bisa menghindari hukuman," lanjutnya sedikit khawatir.
"Gue nggak apa lagi, entar juga kering," kilah Arial dan tetap melangkah.
"Arial, please deh kamu beneran bisa sakit kalau baju basah tetep dipake," keluh Olive kesal dan kali ini melangkah lebih dulu kedepan Arial kemudian berhenti tepat didepannya, memaksa pria itu untuk mengikutinya. Arial menghembuskan nafas pelan kemudian berfikir, ia menatap kesekeliling, namun matanya terhenti kesalah satu cabang dipohon tepat didepannya kemudian pria itu tersenyum.
"Oke, kita balik. Tapi setelah kita ambil kotak itu," tunjuk Arial kearah kotak yang sebelumnya ia lihat. Olive mengikuti arah pandangnya dan benar saja disana ada kotak yang diletakkan diatas pohon, ia menatap kearah Arial kembali siap mau protes namun ia terdiam saat Arial tersenyum memohon kearahnya. Olive menghembuskan nafas mengalah, kemudian melangkah kearah pohon.
"Gue ambil bentar ya," ucap Arial dan mulai menaiki atas pohon, Olive menunggu dibawah setelah mengucapkan pada Arial untuk berhati-hati, pria itu dengan cepat tiba ditempat kotak itu disangkutkan, ia sengaja memanjat lebih tinggi agar tidak terjadi kejadian seperti sebelumnya, namun justru malah pandangannya tepat kearah laba-laba yang berada diatas kotak terlihat jelas.
"Hwaa..." untuk kedua kalinya Arial menjerit setelah mendapatkan kotaknya, namun kali ini ia lupa posisinya berada diatas pohon, membuat keseimbangannya pudar dan tubuhnya sukses mendarat direrumputan, Olive mendekatinya dan membulatkan mata kaget.
"Astaga, Arial kok bisa jatoh,?" tanya Olive dan membantu Arial untuk bangun, pria itu mendudukkan tubuhnya karena masih terasa sakit untuk berdiri.
"Gue nggak papa kok, tadi ada serangga dan bikin kaget," jawab Arial kemudian, ia mulai curiga apakah ini memang kerjaan anak-anak pramuka lainnya, memang tampak memalukan kalau ia mengakui pada Olive dirinya anti serangga.
"Ya udah biar aku aja yang ambil, abis ini kita kembali ya," ucap Olive dan berdiri, Arial mau menahannya tapi tidak jadi karena Olive sudah lebih dulu menaiki pohon.
"Hati-hati Ol," ucap Arial akhirnya.
"Gila tuh cowok, masa Olive yang dibiarin manjat itu pohon sii," keluh David kesal dan keluar dari persembunyiannya, Hendra juga Dion bahkan tidak sempat menahan pria itu untuk menujukkan dirinya.
"Mati kita kalau sempat ketahuan, gimana nih?" tanya Hendra dan mendapat gelengan kepala dari Dion, kemudian keduanya mulai saling dorong untuk mengikuti David atau beranjak pergi menyelamatkan diri.
Olive dengan hati-hati menaiki pohon dan segera meraih kotak yang terselip dicabangnya, yang tanpa sadar tangannya menyentuh laba-laba yang masih betah berada diatas kotak, kaget Refleks Olive melepas tangannya dan kali ini ia juga kehilangan keseimbangan, kotak yang tersenggol tangannya jatuh kebawah beserta dirinya yang tidak sempat meraih cabang untuk mempertahankan diri.
"Olive, hati-hati..." teriak Arial kaget dan mulai berdiri dengan susah payah.
'Bruuk,' Olive jatuh tepat setelah ia menjerit, ia sudah siap menerima kejadian buruk apapun yang akan menimpanya, setidaknya ia sudah persiapkan tubuhnya jika nanti akan terluka, namun tidak terasa sakit, matanya juga masih menutup karena takut, perlahan ia membuka matanya yang lansung sukses membulat saat melihat David yang berada didepannya. Jelas kalau pria itu yang telah menangkapnya, tapi bagaimana bisa?
"Kamu nggak apa-apa?" tanya David dengan khawatir, Olive menatapnya dan menyadari betapa frustasinya wajah yang berada tepat didepannya, perlahan ia menggeleng. David langsung menariknya dalam pelukan, membuat Olive kembali kaget, bahkan ia belum benar-benar turun dari gendongan pria ini dan kali ini David malah membuat posisi mereka semakin absurd.
"David, turunin aku dulu," protes Olive, David melepas pelukannya tapi tetap menggendong.
"Nggak bisa, aku masih ingin ngehukum kamu," ucap David tegas, membuat sebelah alis Olive terangkat tanda bingung.
"Hu.. hukum?" tanyanya terbata.
"Dion, Hendra... Buruan bantuin ini anak satu kembali ketenda, aku duluan..." teriak David dan melangkah pergi dengan Olive yang masih berada digendongannya, pria itu bahkan tidak memperdulikan Olive yang bergerak protes minta diturunkan. Arial masih menatap penuh tanya dengan apa yang baru dilihatnya, kemudian dua orang menghampiri kearahnya.
"Nih bonus," Hendra menyerahkan kotak yang tadi masih tersisa ditangannya kearah Arial yang masih terdiam bingung.
"Pura-pura aja nggak tau apa-apa," lanjut Dion dan kali ini juga menyerahkan kotak lainnya yang tadi dijatuhkan Olive karah Arial. Pria itu menatap penuh tanya namun otaknya belum berfungsi dengan baik, kemudian...
"Jangan bilang ini kerjaan kalian..." tuduh Arial langsung tepat sasaran.
"Kita udah bilang pura-pura nggak tau, buru mau dibantuin apa ditinggal disini," ucap Dion dan mengulurkan tangannya, mau tidak mau Arial ikut dan membiarkan dirinya ditopang untuk berjalan, tubuhnya masih terasa sakit karena terjatuh dari pohon. Perlahan ia menatap kearah Olive yang tampak masih meronta dalam gendongan David, Ah andai saja ia tidak sedang dalam keadaan kesakitan seperti ini, keluh hatinya kesal.
Bersambung ke Mr Hero vs Mrs Zero part ~ 19
Detail cerbung Mr Hero vs Mrs Zero
Dan untuk yang masih mau lirik part sebelumnya klik aja disini Cerbung Romantis Mr Hero vs Mrs Zero part ~ 17. Happy reading...
Cerbung Romantis Mr Hero vs Mrs Zero Part ~ 11 |
Mr Hero vs Mrs Zero
David menggenggam lebih erat tangan yang masih terdapat botol mineral yang tadi diminumnya. Pandangannya masih lurus menatap kearah dua sosok makhluk yang belum ada 2 x 24 jam ini mampu menggoncangkan hatinya. Olive tampak tertawa ceria sambil menyiram air kearah Arial menggunakan tangannya, bukannya marah pria itu justru malah melakukan hal yang sama, benar-benar pemandangan yang sangat sangat sangat tidak ingin ia lihat untuk saat ini.
"Kamu yakin masih mau nerusin ini?" tanya Dion menyadarkan lamunan penuh rencana buruk dalam ingatannya untuk melenyapkan pria yang mengganggu miliknya.
"Kayaknya udah nggak usah aja deh Dav," kali ini Hendra yang bersuara "Coba inget lagi, dari tadi semua cara untuk ngerjain itu cowok satu malah berujung bikin kedekatan mereka makin menjadi. Kamu sadar kan berapa kali Olive jatuh kepelukannya?" lanjutnya mengingatkan.
"Setelah apa yang kita lakuin, kayaknya lebih tepat kalau dibilang ngedeketin mereka dari pada menjauhkan deh," Dion malah membuatnya makin panas.
"Berisik, berapa sisa kotak yang kita punya?" tanya David sama sekali tidak bersahabat.
"Dua, plus sama laba-laba yang sisa satu. Aku curiga deh sebenernya kamu malah ngerjain kita, dari tadi yang gerak cari kan cuma kita dua aja," keluh Hendra sambil menunjukkan apa yang ada ditangannya, ia sudah cukup bersusah payah untuk mendapatkan kotak sebagai alat untuk membalas Arial juga Aldo sebelumnya. Untung saja sebelumnya ia sudah mengintip lebih dulu anak-anak yang menyembunyikan kotak untuk pelatihan, jadi ia hanya tinggal berusaha untuk mendapatkan tanpa harus susah payah mencari hutan yang sebesar ini.
"Waw... Menarik," ucapan Dion membuat kedua sahabatnya menoleh, saat melihat Dion yang malah sedang memperhatikan sungai membuat mereka ikut melakukan hal yang sama, rahang David langsung mengeras saat melihat Arial yang tampak sedang memeluk Olive dengan pandangan yang tertuju tepat dimanik mata gadis itu, dan sialnya justru Olive melakukan hal yang sama.
"Eits, tunggu... Jangan bilang kamu mau kesana," tahan Hendra saat David siap bergegas ingin melangkah mendekat, pria itu langsung menatap Hendra penuh tatapan membunuh karena sudah menahannya.
"Nggak sengaja itu Dav, aku liatin dari tadi. Si Olive hampir jatuh, dan tu cowok satu cuma nolongin, nggak sengaja aja posisinya jadi begitu. Jangan salahkan mereka karena moment ini kamu yang nyiptain," kali ini Dion yang bersuara, membuat David mengalihkan tatapan membunuhnya kearah Dion namun pria itu hanya mengangkat sebelah bahunya tanda tidak perduli, kesal David memilih untuk melangkah pergi. Rasa kesal semakin memuncak ia rasakan.
Setelah diingat, memang dari tadi semua yang ia rencanakan selalu membuat keduanya malah semakin lengket, saat dengan susah payah ia memasang perangkap dengan tali yang saling terhubung untuk menjegal langkah Arial saat pria itu ingin mendapatkan kotak yang sengaja ia tinggalkan disebalik semak, justru malah pria itu terjatuh kearah Olive yang berada dibelakangnya, karena ditubruk tiba-tiba membuat Olive kehilangan keseimbangan, meski tidak mau mengakuinya tapi David sendiri tau kalau naluri pria itu lebih tajam dan peka karena menarik Olive untuk menahan gadis itu tertimpa dirinya, endingnya Olive yang terjatuh tepat dipelukan David dengan tubuh yang sukses mendarat ditanah, sempurna. Sangat-sangat sempurna, itu jelas adegan romantis yang sering dilihat gadis itu, jangan sampai Olive malah jatuh cinta pada pria yang membantunya.
Karena kekesalannya, David kembali merencanakan pembalasan selanjutnya, dari mulai meletakkan kotak diujung ranting yang lumayan kecil namun tinggi, kemudian meletakkan kotak diujung kayu yang berjungkit, sehingga saat diambil kayu yang sebelumnya akan menimpanya, lalu meletakkan perangkap diatas bebatuan yang lebih tinggi sampai akhirnya ia kesal dan memilih melempar kotak yang seharusnya mereka cari tepat dikepala pria itu, namun endingnya selalu berujung Arial yang selamat dan terus menjadikan Olive sebagai sandarannya, David sudah tidak ingin lagi menghitung berapa kali tubuh gadis itu jatuh kepelukan Arial, sialnya lagi ia sama sekali tidak punya kesempatan untuk mencegahnya.
Lalu ia David meletakkan kotak disamping bebatuan yang lebih licin disungai, meskipun ia bisa tertawa saat Arial sukses terjatuh keair yang membuatnya basah kuyup malah semakin membuatnya berang karena kaos yang sebelumnya digunakan Arial untuk menutupi tubuhnya menjadi lebih melekat untuk mencetak jelas dimana otot-otot perut dan dada itu berbentuk, meski tidak mau mengakui David sendiri jelas yakin kalau pria itu sering olahraga, dan pemandangan itu sama sekali tidak bagus untuk gadis yang masih sepolos Olive, bahkan kemudian mereka malah saling mencipratkan air dengan tangan menikmati sejuknya air sungai yang memang sangat jernih. Tingkat kekesalannya sudah benar-benar mencapai tahap akhir dari seseorang yang harus bersabar melihat gadisnya selalu terpesona pada pria lain. Tidak, David tidak ingin hal ini semakin berlanjut.
Mr Hero vs Mrs Zero
"Iket yang kenceng," perintah David, Dion mengiyakan dengan isyarat tangannya yang membentuk huruf 'O' dari atas pohon, ia mengikat salah satu kaki laba-laba ditangannya dan mengikatkan ujungnya dibatang pohon, kemudian meletakkan kotak yang berada ditangannya yang lain kesela cabang.
"Nggak keliatan, coba cabang yang lainnya," komentar Hendra yang kali ini memperhatikan dari arah jalanan yang nanti akan dilewati Olive dan Arial. Dion mengikuti perintah dan meletakkan dicabang sampingnya, kemudian Hendra mengagguk tanda sempurna, tak lupa Dion meletakkan Laba-laba yang tadi diikatnya keatas kotak, kemudian ia turun dan mengajak kedua temannya untuk bersembunyi.
"Ehem, kamu yakin nggak apa-apa?" tanya Olive "Pakaian kamu basah kuyub begitu, mending kita balik aja yuk, toh kotaknya juga kita dapat 1 kan? Paling nggak kita bisa menghindari hukuman," lanjutnya sedikit khawatir.
"Gue nggak apa lagi, entar juga kering," kilah Arial dan tetap melangkah.
"Arial, please deh kamu beneran bisa sakit kalau baju basah tetep dipake," keluh Olive kesal dan kali ini melangkah lebih dulu kedepan Arial kemudian berhenti tepat didepannya, memaksa pria itu untuk mengikutinya. Arial menghembuskan nafas pelan kemudian berfikir, ia menatap kesekeliling, namun matanya terhenti kesalah satu cabang dipohon tepat didepannya kemudian pria itu tersenyum.
"Oke, kita balik. Tapi setelah kita ambil kotak itu," tunjuk Arial kearah kotak yang sebelumnya ia lihat. Olive mengikuti arah pandangnya dan benar saja disana ada kotak yang diletakkan diatas pohon, ia menatap kearah Arial kembali siap mau protes namun ia terdiam saat Arial tersenyum memohon kearahnya. Olive menghembuskan nafas mengalah, kemudian melangkah kearah pohon.
"Gue ambil bentar ya," ucap Arial dan mulai menaiki atas pohon, Olive menunggu dibawah setelah mengucapkan pada Arial untuk berhati-hati, pria itu dengan cepat tiba ditempat kotak itu disangkutkan, ia sengaja memanjat lebih tinggi agar tidak terjadi kejadian seperti sebelumnya, namun justru malah pandangannya tepat kearah laba-laba yang berada diatas kotak terlihat jelas.
"Hwaa..." untuk kedua kalinya Arial menjerit setelah mendapatkan kotaknya, namun kali ini ia lupa posisinya berada diatas pohon, membuat keseimbangannya pudar dan tubuhnya sukses mendarat direrumputan, Olive mendekatinya dan membulatkan mata kaget.
"Astaga, Arial kok bisa jatoh,?" tanya Olive dan membantu Arial untuk bangun, pria itu mendudukkan tubuhnya karena masih terasa sakit untuk berdiri.
"Gue nggak papa kok, tadi ada serangga dan bikin kaget," jawab Arial kemudian, ia mulai curiga apakah ini memang kerjaan anak-anak pramuka lainnya, memang tampak memalukan kalau ia mengakui pada Olive dirinya anti serangga.
"Ya udah biar aku aja yang ambil, abis ini kita kembali ya," ucap Olive dan berdiri, Arial mau menahannya tapi tidak jadi karena Olive sudah lebih dulu menaiki pohon.
"Hati-hati Ol," ucap Arial akhirnya.
"Gila tuh cowok, masa Olive yang dibiarin manjat itu pohon sii," keluh David kesal dan keluar dari persembunyiannya, Hendra juga Dion bahkan tidak sempat menahan pria itu untuk menujukkan dirinya.
"Mati kita kalau sempat ketahuan, gimana nih?" tanya Hendra dan mendapat gelengan kepala dari Dion, kemudian keduanya mulai saling dorong untuk mengikuti David atau beranjak pergi menyelamatkan diri.
Olive dengan hati-hati menaiki pohon dan segera meraih kotak yang terselip dicabangnya, yang tanpa sadar tangannya menyentuh laba-laba yang masih betah berada diatas kotak, kaget Refleks Olive melepas tangannya dan kali ini ia juga kehilangan keseimbangan, kotak yang tersenggol tangannya jatuh kebawah beserta dirinya yang tidak sempat meraih cabang untuk mempertahankan diri.
"Olive, hati-hati..." teriak Arial kaget dan mulai berdiri dengan susah payah.
'Bruuk,' Olive jatuh tepat setelah ia menjerit, ia sudah siap menerima kejadian buruk apapun yang akan menimpanya, setidaknya ia sudah persiapkan tubuhnya jika nanti akan terluka, namun tidak terasa sakit, matanya juga masih menutup karena takut, perlahan ia membuka matanya yang lansung sukses membulat saat melihat David yang berada didepannya. Jelas kalau pria itu yang telah menangkapnya, tapi bagaimana bisa?
"Kamu nggak apa-apa?" tanya David dengan khawatir, Olive menatapnya dan menyadari betapa frustasinya wajah yang berada tepat didepannya, perlahan ia menggeleng. David langsung menariknya dalam pelukan, membuat Olive kembali kaget, bahkan ia belum benar-benar turun dari gendongan pria ini dan kali ini David malah membuat posisi mereka semakin absurd.
"David, turunin aku dulu," protes Olive, David melepas pelukannya tapi tetap menggendong.
"Nggak bisa, aku masih ingin ngehukum kamu," ucap David tegas, membuat sebelah alis Olive terangkat tanda bingung.
"Hu.. hukum?" tanyanya terbata.
"Dion, Hendra... Buruan bantuin ini anak satu kembali ketenda, aku duluan..." teriak David dan melangkah pergi dengan Olive yang masih berada digendongannya, pria itu bahkan tidak memperdulikan Olive yang bergerak protes minta diturunkan. Arial masih menatap penuh tanya dengan apa yang baru dilihatnya, kemudian dua orang menghampiri kearahnya.
"Nih bonus," Hendra menyerahkan kotak yang tadi masih tersisa ditangannya kearah Arial yang masih terdiam bingung.
"Pura-pura aja nggak tau apa-apa," lanjut Dion dan kali ini juga menyerahkan kotak lainnya yang tadi dijatuhkan Olive karah Arial. Pria itu menatap penuh tanya namun otaknya belum berfungsi dengan baik, kemudian...
"Jangan bilang ini kerjaan kalian..." tuduh Arial langsung tepat sasaran.
"Kita udah bilang pura-pura nggak tau, buru mau dibantuin apa ditinggal disini," ucap Dion dan mengulurkan tangannya, mau tidak mau Arial ikut dan membiarkan dirinya ditopang untuk berjalan, tubuhnya masih terasa sakit karena terjatuh dari pohon. Perlahan ia menatap kearah Olive yang tampak masih meronta dalam gendongan David, Ah andai saja ia tidak sedang dalam keadaan kesakitan seperti ini, keluh hatinya kesal.
Bersambung ke Mr Hero vs Mrs Zero part ~ 19
Detail cerbung Mr Hero vs Mrs Zero
- Judul cerpen : Mr Hero vs Mrs Zero ~ 18
- Penulis : Mia mulyani
- Panjang : 1.574 Word
- Serial : Part 18
- Genre : Cinta, Romantis
Tidak ada komentar:
Posting Komentar