Wahhh kagak kerasa udah tahun baru yak. Untuk itu kali ini admin menyempatkan bikin Cerpen special Tahun Baru nih, dengan judul 'Love is You'. Meskipun rada telat postingnya, karena tubuh baru terasa bisa bangkit lagi setelah sebelumnya tumbang tak tertahan (Hahahha, #AdminMendadakLebay)
Setelah sebelumnya admin posting cerpen Love at First Sight part 10. Untuk yang udah penasaran sama cerpen kali ini, langsung happy reading aja yaa...
"Happy New Years ya Pril,..." Anggun memeluk sahabatnya dengan erat, April membalas pelukan dengan hangat dan tersenyum sumringah.
"Happy New Years too..." Jawab April setelah melepas pelukannya, menatap kearah teman-teman yang lain yang berada disekeliling. Sepertinya lagi sibuk sendiri-sendiri, ada yang masih menikmati jagung bakar, ada yang menikmati ayam bakar, minum air hangat, ada yang masih sibuk dengan hapenya bahkan ada juga yang sedang menulis sesuatu dipasir pantai.
"Udara terasa lebih dingin disini yaa..." ucap Anggun sambil mengeratkan jaketnya. Suasana memang tampak lebih dingin dari pada biasanya, angin laut yang berhembus sedikit lebih kencang membuat April membayangkan betapa indahnya bisa tidur di rumah dengan selimut tebal yang menutupi seluruh tubuhnya. Namun disini, ditempat ini bersama dengan teman-temannya juga bukanlah hal yang buruk.
"Sebentar lagi matahari bakalan terbit, aku sudah lama menantikan moment ini..." ucap April sambil tersenyum dan menatap kearah timur, dimana matahari akan terbit nantinya.
"Pengalaman pertama bukan? jadi berterimakasihlah pada Alfa yang sudah merencanakan semua ini. Menyambut tahun baru kali ini dengan suasana yang baru. Bisa menikmati matahari terbit denganmu misalnya..." balas Anggun sambil tertawa, April melakukan hal yang sama. Ada-ada saja sahabatnya yang satu ini, dalam keadaan seperti ini masih juga memujinya, mungkin karena hal itu lah ia sangat menyayangi Anggun, yaahh bukan dalam artian yang negatif tentunya, hanya sebatas sahabat sesama wanita. Karena April sendiri tentunya sudah memiliki pria yang ia sukai.
April menoleh kesekeliling sekali lagi, memastikan dimana Farel berada. Seseorang yang sempat menarik perhatiannya, seseorang yang entah kenapa sudah masuk kedalam hidupnya bahkan mungkin sudah merebut secara paksa hati dan perhatiannya. Pria itu sendiri mungkin tidak mengetahui hal itu, karena keseharian yang mereka lakukan tidak tampak seperti memiliki sebuah rasa, namun April sendiri tidak pernah mempermasalahkan hal itu, sejauh ia masih mengetahui bahwa Farrel masih sendiri, ia tidak merasa ada yang salah jika ia bisa menyembunyikan rasa yang ia punya. Pria itu tadi sedang menulis sesuatu diatas pasir, namun kali ini ia tidak melihat dimana pria itu berada. Bahkan setelah ia menyapu bersih pandangan kesekelilingnya, namun Farel tetap saja tidak terlihat, sedikit kekecewaan terlintas dihatinya, tapi ia tetap merasa bahagia.
Ia bahagia menikmati hari ini, sepertinya tidak ada moment yang lebih bahagia dari pada menikmati kebersamaan bersama sahabat dan orang yang ia kagumi dari kejauhan. Tidak ada yang tau tentang perasaanya, dan dia sendiri juga tidak mengetahui apa yang Farel rasakan, pria itu tidak pernah menunjukkan kalau ia juga meiliki rasa yang sama padanya, bahkan keseharian hanya say hello doank. Selain kenyataan bahwa pria itu satu kompleks dengannya, tidak ada yang sepecial dari hubungan ini dengan kenyataan hanya sebatas kenalan. Bahkan April sendiri tidak bisa menjelaskan kenapa ia bisa menyukai pria itu.
Pertama kali bertemu Farel 3 bulan yang lalu, tepat saat pria itu pindah kekompleks tempat tinggalnya. April sudah merasa tertarik pada penampilan dan gaya bicaranya yang sopan, kemudian setiap pagi April akan lewat didepan rumah pria itu yang entah bagaimana timeingnya selalu bertepatan dengan saat pria itu menyiram tanaman didepan rumahnya, sehingga sapaan sebagai sopan santun terjadi. Lalu, setiap sore April akan lari-lari kecil sebagai olahraga ditaman belakang kompleksnya dan menyisakan waktu 1/2 jam untuk istirahat sambil menonton permainan sepak bola anak-anak kompleks yang lainnya, tak terkecuali Farel.
Dan terakhir, setiap hari minggu. April akan menyapa Farel yang lewat didepan rumahnya saat ingin kewarung, karena April sendiri sedang duduk didepan taras depan rumahnya sambil menikmati drama korea yang ia tonton dari laptop kesayangannya. Kegiatan itu tentu baru 3 bulan ini berlanjut, alasannya simple. Karena entah bagaimana, ia selalu bisa melihat Farel yang lewat didepan rumahnya. Jadi bisa dikatakan bahwa setiap hari selalu wajah pria itu yang menjadi sarapan pagi untuknya. Mungkin karena hal itulah, yang membuatnya menaruh hati pada Farel meskipun tentu saja tidak ada keromantisan dalam setiap hal yang terjadi. Namun, bukankah cinta memang tidak semudah itu bisa ditebak?
"April, ikutlah denganku..." April tersentak dari lamunannya dan menoleh kearah Alfa yang kini sudah berada tepat didepannya. Bahkan April sendiri belum sempat untuk menjawab, karena kini tangannya sudah ditarik paksa mengikuti langkah Alfa yang membawanya, April menoleh kearah Anggun yang sepertinya juga tidak mengetahui apa yang terjadi namun tetap mengikuti langkahnya.
"Surprise..." ucap Alfa yang sekali lagi membuat April menatapnya bingung, Alfa melepas tangannya dan kemudian merenggangkannya. Seolah ingin menunjukkan sesuatu disampingnya, walau masih bingung April tetap melihat kearah apa yang Alfa tunjukkan. Dan tanpa kalimat yang bisa ia katakan, tangannya refleks menutupi mulutnya yang terbuka karena kaget.
"Astaga, ini..." Anggung tidak bisa melanjutkan ucapannya, karena tepat dihadapannya dan April tulisan dipasir jelas sekali gampang untuk dibaca 'Will be My Girlfriend?' Dan tanpa harus menjadi orang pintar sekalipun, pasti bisa menebak apa yang terjadi. April menoleh kearah Alfa yang tampak tersenyum lebar, pantas saja Alfa mengadakan acara penyambutan tahun baru dipantai. Jangan bilang kalau pria itu...
"Kejutan yang kedua berada dibelakangmu..." ucap Alfa masih dengan senyumannya, meskipun sedikit ragu April tetap memutar tubuhnya untuk melihat apa yang berada tepat dibelakangnya. Dan jantungnya langsung berdetak diluar kendali, masih belum menyadari situasi apa yang ia hadapi. Perlahan kedua tangannya tergenggam erat, menahan agar ia tidak berteriak kaget. Tepat didepannya, Farel dengan sebuket bunga ditangan melangkah menghampirinya, dengan senyum yang tersungging manis dibibirnya.
"Aku sengaja meminta bantuan Alfa untuk mengajakmu kesini, emm.. Sejak pertama kali aku melihatmu entah kenapa sepertinya aku tertarik. Dan kemudian, seiring berjalannya waktu aku sadar bahwa aku menyukaimu. Yahh meskipun keseharian kita selama ini hanya aku yang mampu memperhatikanmu dari kejauhan, namun hal itu justru malah membuatku bisa mengenalmu tanpa harus merasa canggung. Dan kali ini, aku memberanikan diri untuk memintamu menjadi pacarku, bagaimana?" ucap Farel langsung, meskipun pelan namun terdengar pasti.
April meremas kedua tangannya untuk membuktikan apakah ia sedang bermimpi, pria ini... pria yang ia sukai ini mengatakan bahwa ia menyukainya, memangnya kenyataan apa lagi kalau bukan hanya sebuah mimpi, namun rasa sakit jelas ia rasakan. Bahkan tubuhnya sedikit bergetar, entah karena kaget tidak menyangka hal ini terjadi dalam hidupnya, atau karena cuaca dingin sedang melanda tubuhnya. Terlebih lagi, posisinya kali ini memang tepat berada disamping air pantai.
"Aku..."
"Please jangan ditolak, aku sudah berusaha membawa beberapa teman yang lain agar kamu bisa menerimaku tanpa membuatku lebih malu lagi. Alasan konyol bukan? Namun setidaknya hal itu mungkin bisa kamu artikan sebagai rasa cintaku buat kamu nggak main-main. Aku ingin mengenalmu lebih baik, dan tentunya aku juga ingin kamu mengenalku lebih jauh lagi. Agar kita bisa menjadi salah satu pasangan yang terlahir bahagia, Karena tahun ini, aku bukan hanya ingin mengajakmu untuk merayakan tahun baru, tapi juga mengajakmu untuk menjalani kehidupan yang baru," ucap Farel sambil tersenyum untuk mencairkan sedikit suasana. April masih belum menemukan pita suaranya kembali karena ia tampak masih diam dan berusaha untuk tersenyum.
"Kamu mau kan jadi pacarku?" tanya Farel sekali lagi sambil menyerahkan sebuket bunga kearah April, dan seolah dikomando teman-teman yang berada disana bersorak 'Terima, terima, terima' untuk menyemangatinya. April menoleh kearah Anggun yang mengangguk tanda menyetujui apapun keputusannya, kemudain ia melirik kearah Alfa yang tampak sedang tersenyum kearahnya dan teman-teman yang lainnya. Terakhir tatapannya terarah pada Farel yang tampak menatapnya penuh harap.
"Emm, baiklah. Aku setuju," ucap April sedikit malu-malu dan menerima sebuket bunga dari Farel, yang tentu saja membuat Farel tersenyum senang, dan entah kenapa sepertinya senyuman itu menular. Karena April membalas senyuman yang sama.
'Cekrek'
"Moment yang indah..." ucap Alfa yang entah sejak kapan sudah mengarahkan camera kearah Farel dan April, tepat saat matahari muncul di ufuk timur yang membuat moment indah itu seolah tercipta dengan sempurna. Pernyataan cinta yang entah bagaimana membuat April tidak akan bisa melupakan hal itu. Namun juga bahagia, mungkin itulah gunanya sahabat. Fikirnya dalam hati.
The End
Hahahahaha... Beginilah jadinya jika sang amatiran mendadak maksa buat nulis. Moment tahun baru yang terjadi setiap tahunnya tentu tidak bakal disia-siakan tanpa adanya sebuah cerpen karangan. Meskipun mungkin masih banyak kekurangna disana-sini. Pokoknya yang penting udah jadi aja, titik. Next, sampe ketemu di cerpen lainnya ya.
Detail cerpen Love is You
Setelah sebelumnya admin posting cerpen Love at First Sight part 10. Untuk yang udah penasaran sama cerpen kali ini, langsung happy reading aja yaa...
Cerpen Romantis Love is You |
Love is You
"Happy New Years ya Pril,..." Anggun memeluk sahabatnya dengan erat, April membalas pelukan dengan hangat dan tersenyum sumringah.
"Happy New Years too..." Jawab April setelah melepas pelukannya, menatap kearah teman-teman yang lain yang berada disekeliling. Sepertinya lagi sibuk sendiri-sendiri, ada yang masih menikmati jagung bakar, ada yang menikmati ayam bakar, minum air hangat, ada yang masih sibuk dengan hapenya bahkan ada juga yang sedang menulis sesuatu dipasir pantai.
"Udara terasa lebih dingin disini yaa..." ucap Anggun sambil mengeratkan jaketnya. Suasana memang tampak lebih dingin dari pada biasanya, angin laut yang berhembus sedikit lebih kencang membuat April membayangkan betapa indahnya bisa tidur di rumah dengan selimut tebal yang menutupi seluruh tubuhnya. Namun disini, ditempat ini bersama dengan teman-temannya juga bukanlah hal yang buruk.
"Sebentar lagi matahari bakalan terbit, aku sudah lama menantikan moment ini..." ucap April sambil tersenyum dan menatap kearah timur, dimana matahari akan terbit nantinya.
"Pengalaman pertama bukan? jadi berterimakasihlah pada Alfa yang sudah merencanakan semua ini. Menyambut tahun baru kali ini dengan suasana yang baru. Bisa menikmati matahari terbit denganmu misalnya..." balas Anggun sambil tertawa, April melakukan hal yang sama. Ada-ada saja sahabatnya yang satu ini, dalam keadaan seperti ini masih juga memujinya, mungkin karena hal itu lah ia sangat menyayangi Anggun, yaahh bukan dalam artian yang negatif tentunya, hanya sebatas sahabat sesama wanita. Karena April sendiri tentunya sudah memiliki pria yang ia sukai.
April menoleh kesekeliling sekali lagi, memastikan dimana Farel berada. Seseorang yang sempat menarik perhatiannya, seseorang yang entah kenapa sudah masuk kedalam hidupnya bahkan mungkin sudah merebut secara paksa hati dan perhatiannya. Pria itu sendiri mungkin tidak mengetahui hal itu, karena keseharian yang mereka lakukan tidak tampak seperti memiliki sebuah rasa, namun April sendiri tidak pernah mempermasalahkan hal itu, sejauh ia masih mengetahui bahwa Farrel masih sendiri, ia tidak merasa ada yang salah jika ia bisa menyembunyikan rasa yang ia punya. Pria itu tadi sedang menulis sesuatu diatas pasir, namun kali ini ia tidak melihat dimana pria itu berada. Bahkan setelah ia menyapu bersih pandangan kesekelilingnya, namun Farel tetap saja tidak terlihat, sedikit kekecewaan terlintas dihatinya, tapi ia tetap merasa bahagia.
Ia bahagia menikmati hari ini, sepertinya tidak ada moment yang lebih bahagia dari pada menikmati kebersamaan bersama sahabat dan orang yang ia kagumi dari kejauhan. Tidak ada yang tau tentang perasaanya, dan dia sendiri juga tidak mengetahui apa yang Farel rasakan, pria itu tidak pernah menunjukkan kalau ia juga meiliki rasa yang sama padanya, bahkan keseharian hanya say hello doank. Selain kenyataan bahwa pria itu satu kompleks dengannya, tidak ada yang sepecial dari hubungan ini dengan kenyataan hanya sebatas kenalan. Bahkan April sendiri tidak bisa menjelaskan kenapa ia bisa menyukai pria itu.
Pertama kali bertemu Farel 3 bulan yang lalu, tepat saat pria itu pindah kekompleks tempat tinggalnya. April sudah merasa tertarik pada penampilan dan gaya bicaranya yang sopan, kemudian setiap pagi April akan lewat didepan rumah pria itu yang entah bagaimana timeingnya selalu bertepatan dengan saat pria itu menyiram tanaman didepan rumahnya, sehingga sapaan sebagai sopan santun terjadi. Lalu, setiap sore April akan lari-lari kecil sebagai olahraga ditaman belakang kompleksnya dan menyisakan waktu 1/2 jam untuk istirahat sambil menonton permainan sepak bola anak-anak kompleks yang lainnya, tak terkecuali Farel.
Dan terakhir, setiap hari minggu. April akan menyapa Farel yang lewat didepan rumahnya saat ingin kewarung, karena April sendiri sedang duduk didepan taras depan rumahnya sambil menikmati drama korea yang ia tonton dari laptop kesayangannya. Kegiatan itu tentu baru 3 bulan ini berlanjut, alasannya simple. Karena entah bagaimana, ia selalu bisa melihat Farel yang lewat didepan rumahnya. Jadi bisa dikatakan bahwa setiap hari selalu wajah pria itu yang menjadi sarapan pagi untuknya. Mungkin karena hal itulah, yang membuatnya menaruh hati pada Farel meskipun tentu saja tidak ada keromantisan dalam setiap hal yang terjadi. Namun, bukankah cinta memang tidak semudah itu bisa ditebak?
"April, ikutlah denganku..." April tersentak dari lamunannya dan menoleh kearah Alfa yang kini sudah berada tepat didepannya. Bahkan April sendiri belum sempat untuk menjawab, karena kini tangannya sudah ditarik paksa mengikuti langkah Alfa yang membawanya, April menoleh kearah Anggun yang sepertinya juga tidak mengetahui apa yang terjadi namun tetap mengikuti langkahnya.
"Surprise..." ucap Alfa yang sekali lagi membuat April menatapnya bingung, Alfa melepas tangannya dan kemudian merenggangkannya. Seolah ingin menunjukkan sesuatu disampingnya, walau masih bingung April tetap melihat kearah apa yang Alfa tunjukkan. Dan tanpa kalimat yang bisa ia katakan, tangannya refleks menutupi mulutnya yang terbuka karena kaget.
"Astaga, ini..." Anggung tidak bisa melanjutkan ucapannya, karena tepat dihadapannya dan April tulisan dipasir jelas sekali gampang untuk dibaca 'Will be My Girlfriend?' Dan tanpa harus menjadi orang pintar sekalipun, pasti bisa menebak apa yang terjadi. April menoleh kearah Alfa yang tampak tersenyum lebar, pantas saja Alfa mengadakan acara penyambutan tahun baru dipantai. Jangan bilang kalau pria itu...
"Kejutan yang kedua berada dibelakangmu..." ucap Alfa masih dengan senyumannya, meskipun sedikit ragu April tetap memutar tubuhnya untuk melihat apa yang berada tepat dibelakangnya. Dan jantungnya langsung berdetak diluar kendali, masih belum menyadari situasi apa yang ia hadapi. Perlahan kedua tangannya tergenggam erat, menahan agar ia tidak berteriak kaget. Tepat didepannya, Farel dengan sebuket bunga ditangan melangkah menghampirinya, dengan senyum yang tersungging manis dibibirnya.
"Aku sengaja meminta bantuan Alfa untuk mengajakmu kesini, emm.. Sejak pertama kali aku melihatmu entah kenapa sepertinya aku tertarik. Dan kemudian, seiring berjalannya waktu aku sadar bahwa aku menyukaimu. Yahh meskipun keseharian kita selama ini hanya aku yang mampu memperhatikanmu dari kejauhan, namun hal itu justru malah membuatku bisa mengenalmu tanpa harus merasa canggung. Dan kali ini, aku memberanikan diri untuk memintamu menjadi pacarku, bagaimana?" ucap Farel langsung, meskipun pelan namun terdengar pasti.
April meremas kedua tangannya untuk membuktikan apakah ia sedang bermimpi, pria ini... pria yang ia sukai ini mengatakan bahwa ia menyukainya, memangnya kenyataan apa lagi kalau bukan hanya sebuah mimpi, namun rasa sakit jelas ia rasakan. Bahkan tubuhnya sedikit bergetar, entah karena kaget tidak menyangka hal ini terjadi dalam hidupnya, atau karena cuaca dingin sedang melanda tubuhnya. Terlebih lagi, posisinya kali ini memang tepat berada disamping air pantai.
"Aku..."
"Please jangan ditolak, aku sudah berusaha membawa beberapa teman yang lain agar kamu bisa menerimaku tanpa membuatku lebih malu lagi. Alasan konyol bukan? Namun setidaknya hal itu mungkin bisa kamu artikan sebagai rasa cintaku buat kamu nggak main-main. Aku ingin mengenalmu lebih baik, dan tentunya aku juga ingin kamu mengenalku lebih jauh lagi. Agar kita bisa menjadi salah satu pasangan yang terlahir bahagia, Karena tahun ini, aku bukan hanya ingin mengajakmu untuk merayakan tahun baru, tapi juga mengajakmu untuk menjalani kehidupan yang baru," ucap Farel sambil tersenyum untuk mencairkan sedikit suasana. April masih belum menemukan pita suaranya kembali karena ia tampak masih diam dan berusaha untuk tersenyum.
"Kamu mau kan jadi pacarku?" tanya Farel sekali lagi sambil menyerahkan sebuket bunga kearah April, dan seolah dikomando teman-teman yang berada disana bersorak 'Terima, terima, terima' untuk menyemangatinya. April menoleh kearah Anggun yang mengangguk tanda menyetujui apapun keputusannya, kemudain ia melirik kearah Alfa yang tampak sedang tersenyum kearahnya dan teman-teman yang lainnya. Terakhir tatapannya terarah pada Farel yang tampak menatapnya penuh harap.
"Emm, baiklah. Aku setuju," ucap April sedikit malu-malu dan menerima sebuket bunga dari Farel, yang tentu saja membuat Farel tersenyum senang, dan entah kenapa sepertinya senyuman itu menular. Karena April membalas senyuman yang sama.
'Cekrek'
"Moment yang indah..." ucap Alfa yang entah sejak kapan sudah mengarahkan camera kearah Farel dan April, tepat saat matahari muncul di ufuk timur yang membuat moment indah itu seolah tercipta dengan sempurna. Pernyataan cinta yang entah bagaimana membuat April tidak akan bisa melupakan hal itu. Namun juga bahagia, mungkin itulah gunanya sahabat. Fikirnya dalam hati.
The End
Hahahahaha... Beginilah jadinya jika sang amatiran mendadak maksa buat nulis. Moment tahun baru yang terjadi setiap tahunnya tentu tidak bakal disia-siakan tanpa adanya sebuah cerpen karangan. Meskipun mungkin masih banyak kekurangna disana-sini. Pokoknya yang penting udah jadi aja, titik. Next, sampe ketemu di cerpen lainnya ya.
Detail cerpen Love is You
- Judul cerpen : Love is You
- Penulis : Mia mulyani
- Panjang : 1.249 Word
- Serial : Special Tahun Baru
- Genre : Romantis
Tidak ada komentar:
Posting Komentar