Kerja yang menumpuk masih belum bisa di tangani dengan baik, mending ngerefresin otak sambil cari mood yang baik untuk ngelanjutin cerpen. Masih ada yang inget sama Cerpen cinta Sweey Heart Kah?? Kalau masih inget tentu tau dunk kalau cerpen yang satu ini sudah entah keberapa kalinya diabaikan oleh sang admin. Hohohoh,...
Nah setelah terakhir posting itu cerpen You'r my Everyting juga udah entah tahun kapan, sekarang admin muncul lagi nih ngebawa kelanjutan Ceerpen sweety heart part 10 Yang udah penasaran langsung cek aja kebawah yaa, Dan untuk yang udah lupa sama cerita sebelumnya. Langsung saja klik disini. Over All, Happy reading yaa...
“Sudah merasa lebih baik?” tanya Savira sambil menyodorkan sebotol air mineral kearah Farel setelah dibukanya lebih dulu.
Tanpa suara, Farel meraih botol yang di sodorkan kearahnya. Meneguk hampir setengah dari isi pada botol minuman itu. Rasa segar menjalari tenggorokannya. Sedikit lebih tenang walau masih belum bisa menemukan pita suaranya kembali. Tidak ingin membuat gadisnya merasa khawatir, perlahan ia mengangguk dan memaksakan diri untuk tersenyum.
“Aku sama sekali tidak menyangka dengan reaksi yang seperti ini” Savira menunduk dengan perasaan bersalah. Sedikit menyesali tindakannya, setelah membiarkan Farel menenangkan diri, ia membawa Farel untuk duduk di salah satu kursi yang memang disediakan disana.
“Kamu tidak tau, aku menunggu kalimat itu bertahun-tahun lamanya. Dan aku sendiri tidak menyangka kalau dampaknya akan separah ini. Tentu saja parah dalam artian yang tidak buruk, dan tenang, aku menyukainya. Maksudku, sangat” Jawaban dari pria itu sedikit membuat perassaan lega mengalir di diri Savira. Setidaknya ia bisa membuat pria itu bahagia.
“Aku bersyukur kamu tidak jadi pingsan,” Ledek Savira sambil tersenyum.
“Jangan menggodaku, kamu tidak akan tahan saat nanti aku bisa membalasnya kembali, dan membuatmu nyaris pingsan. Tenang, dalam kamus hidupku selalu ‘Membalas itu lebih baik, dari pada tidak ada balasan’ Bagaimana?” balas Farel dengan nada santai sambil menaikkan sebelah alisnya, meskipun begitu, Savira cukup yakin kalau kalimat yang ia dengar cukup untuk membuktikan kalau pria itu tidak main-main.
“Kamu akan meninggalkanku?” tanya Savira sepontan.
“Kenapa kamu berfikir begitu,” Farel balik bertanya.
“Aku anggap itu sebagai jawaban yang mengatakan tidak. Kalau begitu aku tidak perlu nyaris pingsan karenamu.” Ucap Savira dengan yakin.
“Kita lihat saja nanti...” Balas Farel sambil meneguk air mineral yang tinggal separo itu kembali, menghindari tatapan tanda tanya dari gadisnya. Meskipun begitu, ia yakin rencana dalam fikiran yang sedang melayang-layang di benaknya itu mampu membuat gadisnya syok. Setidaknya, itu juga bisa membuatnya bahagia. Seperti yang ia rasakan. Dan ia cukup yakin dengan itu.
Cerpen Cinta Sweety Heart
“Ini udah urgent seril, aku sudah di tunggu sama Farel dari tadi tauuu...” keluh Savira sambil menatap kearah sahabatnya dengan kesal.
“Biarkan saja, toh kalau dia memang benar menyukaimu. Dia pasti akan tetap sabar menunggu selama apapun kamu bisa menemuinya kembali” balas Seril dengan santai dan tetap dengan tugasnya kembali.
Sudah sejak dua jam yang lalu seril menuruti permintaan sahabatnya yang dengan seenak jidatnya memaksanya untuk melakukan hal paling konyol, Dan lebih parahnya lagi dia malah mengikutinya, dengan catatan keterpaksaan yang membuatnya gondok.
Sudah jelas-jelas Farel mengajaknya untuk bertemu, dan janjinya itu pukul 06:00, ini sudah hampir pukul tujuh dan dia masih dirumah, dengan dandanan ala Seril yang jelas-jelas belum ia tau hasilnya. Ia di paksa untuk dandan habis-habisan, bahkan model pakaian yang ia kenalakan juga harus menurut selera siapa yang melihat.
Savira mendadak curiga, apa yang direncanakan sahabatnya itu. Bagaimana bisa dia membuatnya untuk menurut, sudah entah keberapa kalinya ia ganti baju, sepatu, riasan bahkan tas tangan. Lagi-lagi hanya untuk menyenangkan siapa yang melihat, ia heran bukannya costume yang kita kenakan itu harusnya yang bisa membuat kita nyaman ya, kenapa malah rempong sama urusan orang yang melihat.
Yahhh meskipun ia cukup bisa akuin, kalau pakaian yang dipilihkan sahabatnya memang terlihat santai dan menyenangkan, bahkan dipakai juga terasa nyaman. Hanya saja, ini juga sudah entah keberapa kalinya ia menggantinya, memangnya ia sedang melakukan peragaan busana.
“Tidak usah mengeluh begitu kenapa rupanya, aku yakin kamu akan berterimakasih nantinya denganku. Salahkan saja pacarmu yang satu itu, untung saja aku punya mata-mata, jadi aku tidak akan membiarkanmu dipermalukan begitu saja.” Balas Seril tegas meskipun ucapan itu justru lebih terdengar diucapkan sendiri, karena savira sendiri sama sekali tidak tau dengan apa yang baru saja dikatakan.
“Selesai,... aku cukup yakin dengan kemampuanku ini,” ucapan Seril membuat Savira yang ingin bertanya langsung terdiam, menoleh kearah cermin didepannya dan diam untuk beberapa saat. Terpesona dengan apapun yang dilihatnya didepan mata. Sedikit tidak yakin kalau apa yang didepannya adalah bayangan dirinya sendiri. Ia tidak menyangka kalau dirinya juga bisa tanpak secantik itu. Baiklah, ia memang tau kalau dirinya cantik, beberapa orang juga mengatakan hal yang sama. Tapi kali ini memang luar biasa.
Senyuman mengembang dibibir Savira, membuat Seril yang sudah berusaha untuk memaksanya merasa pilihan yang tepat, tanpa ucapan terimakasih pun Seril merasa bangga hanya dengan senyuman itu. Sepatu High Heels yang ia kenakan tampak pas di kaki mungilnya, dengan stelan dres selutut berwarna biru muda, dan tas tangan kecil berwarna putih untuk mencocokan nya. Rambut panjangnya di ikat dan dibentuk menjadi seolah bunga yang ia sendiri tidak tau bagaimana sahabatnya bisa melakukannya, hanya menyisakan beberapa helai rambut didepannya yang dibentuk menjadi lingkaran, seolah tokoh kartun yang sering ia lihat di komik-komik manga.
Sambil memperhatikan penampilannya sendiri, savira meraih hanponenya. Berniat untuk mengabadikan moment dan riasan menyenangkan itu, siap dengan camera ditangan matanya tidak sengaja melihat dibagian ujung layar hanponenya. Tepat jam 08:00 wib. Matanya membulat dengan sempurna.
“Gila, aku telattt....” jeritnya refleks, Seril yang disampingnya saja hampir jantungan dibuatnya “Oke, aku pergi dulu, ucapan terimakasihnya nanti saja. Sekarang aku sama sekali tidak ada waktu. Daaa....” lanjutnya dan melangkah pergi secepatnya. Secepat yang ia bisa dengan dandanan serta Sepatu High Heels yang ia kenakan tentunya.
Seril sempat ingin menahan namun langsung mengurungkan niatnya begitu melihat sahabatnya sudah sampai diambang pintu, meskipun sedikit khawatir dengan apa yang akan terjadi pada sahabatnya karena terburu-buru begitu, ia hanya bisa geleng-geleng kepala dan menyempatkan untuk berteriak mengingatkan temannya untuk hati-hati sambil melambaikan tangannya. Kemudian tersenyum dan berdoa dalam hati, semoga semuanya lancar seperti yang di rencanakan. Sambil duduk, tanggannya meraih hanpone yang sejak tadi tergeletak diatas meja, sebaris kalimat diketiknya di keyboard hape nya.
“Tuan putri menuju tempat yang direncanakan, misi pertama berhasil” Tulisnya kemudian mengirimkan via sms ke kontak bernama ‘My Princes’ di hapenya.
Bersambung....
Udah, gitu aja. Berhubung hanya itu yang mampir ide di fikiran, tentunya masih belum ketemu sama yang namanya ending, Tapi paling tidak kan udah ada usaha buat dilanjutin #Maksa. Ketemu di cerpen selanjutnya yaaa...
Detail Cerpen
Nah setelah terakhir posting itu cerpen You'r my Everyting juga udah entah tahun kapan, sekarang admin muncul lagi nih ngebawa kelanjutan Ceerpen sweety heart part 10 Yang udah penasaran langsung cek aja kebawah yaa, Dan untuk yang udah lupa sama cerita sebelumnya. Langsung saja klik disini. Over All, Happy reading yaa...
Sweety Heart Part 10 |
“Sudah merasa lebih baik?” tanya Savira sambil menyodorkan sebotol air mineral kearah Farel setelah dibukanya lebih dulu.
Tanpa suara, Farel meraih botol yang di sodorkan kearahnya. Meneguk hampir setengah dari isi pada botol minuman itu. Rasa segar menjalari tenggorokannya. Sedikit lebih tenang walau masih belum bisa menemukan pita suaranya kembali. Tidak ingin membuat gadisnya merasa khawatir, perlahan ia mengangguk dan memaksakan diri untuk tersenyum.
“Aku sama sekali tidak menyangka dengan reaksi yang seperti ini” Savira menunduk dengan perasaan bersalah. Sedikit menyesali tindakannya, setelah membiarkan Farel menenangkan diri, ia membawa Farel untuk duduk di salah satu kursi yang memang disediakan disana.
“Kamu tidak tau, aku menunggu kalimat itu bertahun-tahun lamanya. Dan aku sendiri tidak menyangka kalau dampaknya akan separah ini. Tentu saja parah dalam artian yang tidak buruk, dan tenang, aku menyukainya. Maksudku, sangat” Jawaban dari pria itu sedikit membuat perassaan lega mengalir di diri Savira. Setidaknya ia bisa membuat pria itu bahagia.
“Aku bersyukur kamu tidak jadi pingsan,” Ledek Savira sambil tersenyum.
“Jangan menggodaku, kamu tidak akan tahan saat nanti aku bisa membalasnya kembali, dan membuatmu nyaris pingsan. Tenang, dalam kamus hidupku selalu ‘Membalas itu lebih baik, dari pada tidak ada balasan’ Bagaimana?” balas Farel dengan nada santai sambil menaikkan sebelah alisnya, meskipun begitu, Savira cukup yakin kalau kalimat yang ia dengar cukup untuk membuktikan kalau pria itu tidak main-main.
“Kamu akan meninggalkanku?” tanya Savira sepontan.
“Kenapa kamu berfikir begitu,” Farel balik bertanya.
“Aku anggap itu sebagai jawaban yang mengatakan tidak. Kalau begitu aku tidak perlu nyaris pingsan karenamu.” Ucap Savira dengan yakin.
“Kita lihat saja nanti...” Balas Farel sambil meneguk air mineral yang tinggal separo itu kembali, menghindari tatapan tanda tanya dari gadisnya. Meskipun begitu, ia yakin rencana dalam fikiran yang sedang melayang-layang di benaknya itu mampu membuat gadisnya syok. Setidaknya, itu juga bisa membuatnya bahagia. Seperti yang ia rasakan. Dan ia cukup yakin dengan itu.
Cerpen Cinta Sweety Heart
“Ini udah urgent seril, aku sudah di tunggu sama Farel dari tadi tauuu...” keluh Savira sambil menatap kearah sahabatnya dengan kesal.
“Biarkan saja, toh kalau dia memang benar menyukaimu. Dia pasti akan tetap sabar menunggu selama apapun kamu bisa menemuinya kembali” balas Seril dengan santai dan tetap dengan tugasnya kembali.
Sudah sejak dua jam yang lalu seril menuruti permintaan sahabatnya yang dengan seenak jidatnya memaksanya untuk melakukan hal paling konyol, Dan lebih parahnya lagi dia malah mengikutinya, dengan catatan keterpaksaan yang membuatnya gondok.
Sudah jelas-jelas Farel mengajaknya untuk bertemu, dan janjinya itu pukul 06:00, ini sudah hampir pukul tujuh dan dia masih dirumah, dengan dandanan ala Seril yang jelas-jelas belum ia tau hasilnya. Ia di paksa untuk dandan habis-habisan, bahkan model pakaian yang ia kenalakan juga harus menurut selera siapa yang melihat.
Savira mendadak curiga, apa yang direncanakan sahabatnya itu. Bagaimana bisa dia membuatnya untuk menurut, sudah entah keberapa kalinya ia ganti baju, sepatu, riasan bahkan tas tangan. Lagi-lagi hanya untuk menyenangkan siapa yang melihat, ia heran bukannya costume yang kita kenakan itu harusnya yang bisa membuat kita nyaman ya, kenapa malah rempong sama urusan orang yang melihat.
Yahhh meskipun ia cukup bisa akuin, kalau pakaian yang dipilihkan sahabatnya memang terlihat santai dan menyenangkan, bahkan dipakai juga terasa nyaman. Hanya saja, ini juga sudah entah keberapa kalinya ia menggantinya, memangnya ia sedang melakukan peragaan busana.
“Tidak usah mengeluh begitu kenapa rupanya, aku yakin kamu akan berterimakasih nantinya denganku. Salahkan saja pacarmu yang satu itu, untung saja aku punya mata-mata, jadi aku tidak akan membiarkanmu dipermalukan begitu saja.” Balas Seril tegas meskipun ucapan itu justru lebih terdengar diucapkan sendiri, karena savira sendiri sama sekali tidak tau dengan apa yang baru saja dikatakan.
“Selesai,... aku cukup yakin dengan kemampuanku ini,” ucapan Seril membuat Savira yang ingin bertanya langsung terdiam, menoleh kearah cermin didepannya dan diam untuk beberapa saat. Terpesona dengan apapun yang dilihatnya didepan mata. Sedikit tidak yakin kalau apa yang didepannya adalah bayangan dirinya sendiri. Ia tidak menyangka kalau dirinya juga bisa tanpak secantik itu. Baiklah, ia memang tau kalau dirinya cantik, beberapa orang juga mengatakan hal yang sama. Tapi kali ini memang luar biasa.
Senyuman mengembang dibibir Savira, membuat Seril yang sudah berusaha untuk memaksanya merasa pilihan yang tepat, tanpa ucapan terimakasih pun Seril merasa bangga hanya dengan senyuman itu. Sepatu High Heels yang ia kenakan tampak pas di kaki mungilnya, dengan stelan dres selutut berwarna biru muda, dan tas tangan kecil berwarna putih untuk mencocokan nya. Rambut panjangnya di ikat dan dibentuk menjadi seolah bunga yang ia sendiri tidak tau bagaimana sahabatnya bisa melakukannya, hanya menyisakan beberapa helai rambut didepannya yang dibentuk menjadi lingkaran, seolah tokoh kartun yang sering ia lihat di komik-komik manga.
Sambil memperhatikan penampilannya sendiri, savira meraih hanponenya. Berniat untuk mengabadikan moment dan riasan menyenangkan itu, siap dengan camera ditangan matanya tidak sengaja melihat dibagian ujung layar hanponenya. Tepat jam 08:00 wib. Matanya membulat dengan sempurna.
“Gila, aku telattt....” jeritnya refleks, Seril yang disampingnya saja hampir jantungan dibuatnya “Oke, aku pergi dulu, ucapan terimakasihnya nanti saja. Sekarang aku sama sekali tidak ada waktu. Daaa....” lanjutnya dan melangkah pergi secepatnya. Secepat yang ia bisa dengan dandanan serta Sepatu High Heels yang ia kenakan tentunya.
Seril sempat ingin menahan namun langsung mengurungkan niatnya begitu melihat sahabatnya sudah sampai diambang pintu, meskipun sedikit khawatir dengan apa yang akan terjadi pada sahabatnya karena terburu-buru begitu, ia hanya bisa geleng-geleng kepala dan menyempatkan untuk berteriak mengingatkan temannya untuk hati-hati sambil melambaikan tangannya. Kemudian tersenyum dan berdoa dalam hati, semoga semuanya lancar seperti yang di rencanakan. Sambil duduk, tanggannya meraih hanpone yang sejak tadi tergeletak diatas meja, sebaris kalimat diketiknya di keyboard hape nya.
“Tuan putri menuju tempat yang direncanakan, misi pertama berhasil” Tulisnya kemudian mengirimkan via sms ke kontak bernama ‘My Princes’ di hapenya.
Bersambung....
Udah, gitu aja. Berhubung hanya itu yang mampir ide di fikiran, tentunya masih belum ketemu sama yang namanya ending, Tapi paling tidak kan udah ada usaha buat dilanjutin #Maksa. Ketemu di cerpen selanjutnya yaaa...
Detail Cerpen
- Judul cerpen: Sweeety Heart Part 10
- Penulis: Mia Mulyani
- Panjang: 930 word
- Genre: Remaja, Romantis
Tidak ada komentar:
Posting Komentar