Hai guys, masih ada orangkan disini? hehehe sepertinya mulai tidak ada tanda-tanda kehidupan disini, ahhh memang kalau udah penyakit malas mengejar itu bisa mengalahkan segalanya. Tidak perduli dengan sebanyak ide yang muncul atau hanya sekedar lalu lalang. Tetap saja yang namanya malas mampu mengalahkannya. Baiklah, berhubung cerpen
Love at first sigh nya lagi dalam masalah, admin kehilangan file nya, jadi yaa admin posting
sweety heart dulu yaaa.
Ini cerbung kan sepertinya juga sudah lama terbengkalai. Untuk yang sudah penasaran sama kelanjutannya langung saja cek kebaawah, dan biar lebih nyambung sama cerpen sebelumnya langsung klik saja
disini.
|
Cerbung Sweety heart |
"Sekarang, jelaskan padaku apa yang sudah terjadi sejak aku tidak sadarkan diri beberapa waktu yang lalu?" pertanyaan Farel membuat Savira yang sedang menikmati indahnya matahari senja di ufuk barat menoleh minta penjelasan atas pertanyaan yang ia dengar.
"Memangnya apa yang terjadi?" Savira balik bertanya karena sepertinya Farel tidak melanjutkan ucapannya.
"Itu yang sedang aku tanyakan, apa yang sudah terjadi padamu. Pada Dirga, dan pada semua orang. Mereka semua mendadak menyetujui hubungan kita dan terus membiarkan kita berdua, dan kamu juga sepertinya sama sekali tidak menolak untuk melakukannya. Bukannya kamu tidak menyukaiku ya?" tanya Farel penasaran.
"Aku tidak pernah mengatakan kalau aku tidak menyukaimu," bantah Savira cepat.
"Jadi suka???" tanya Farel langsung yang membuat Savira langsung terdiam, diam dengan ekpresi yang cukup untuk membuat Farel tersenyum senang namun tetap ia tahan. karena sepertinya rasa penasarannya mampu untuk membuatnya tidak mempermalukan gadis itu dulu sebelum ia memuaskan apa yang selama ini terus mengganjal dalam fikriannya.
"Kenapa kamu selalu saja ingin tau tentang urusan yang sebaiknya mungkin tidak perlu kamu ketahui," gerutu Savira sambil menatap kearah lain untuk menyembunyikan rasa malunya.
"Aku sudah bilang belum, kalau apapun yang berurusan denganmu adalah urusanku. Jadi aku harus mengetahui alasannya. Oh ayolah, aku sudah menurutimu semua permintaanmu bukan? aku bisa kembali baik-baik saja dalam waktu kurang dari satu minggu. Kamu sudah berjanji akan mengatakan seemuanya saat aku sudah bisa mengajakmu jalan-jalan tanpa rasa sakit," balas Farel yang membuat Savira menatap kearah sekelilingnya, tempat dimanapun selain menatap sosok didepannya.
Baiklah, ia memang pernah mengatakan kalau sebaiknya ia mengakui perasaannya pada pria ini dan mengakui kalau ia sudah mengingat semunya, namun sepertinya hal itu tidak begitu mudah saat waktu nya telah tiba seperti ini. Ia juga heran bagaimana bisa Farel sembuh dengan secepat itu, meskipun ia juga senang karena Farel sudah bisa kembali disisinya.
"Aku harus menunggu sampai berapa lama lagi?" Sindir Farel sambil melipat kedua tangannya menunggu ucapan apapun yang akan keluar dari mulut gadisnya. Baiklah, terus terang saja ia tentu juga merasa senang. Gadis yang menjadi orang terpenting dalam hidupnya ini akhirnya mau dengan suka rela bersama dengannya bahkan terus berada disisinya, namun ia juga tidak bisa terus membohongi dirinya sendiri dengan kedekatannya pada gadis itu. Apa lagi setelah kecelakaan itu terjadi.
"Kamu tidak merasa terpaksa dekat disisiku hanya karena aku sudah menyelamatkan nyawamu bukan?" tanya Farel akhirnya meskipun ia sudah membuat jauh-jauh fikiran itu, dan ia berani bersumpah kalau ia lebih baik mati dari pada mendengar pengakuan itu dari mulut gadisnya.
"Kamu tidak perlu mati kalau begitu," ucap Savira karena sepertinya Farel telah mengatakan apa yang baru saja terlintas dibenaknya "Karena aku tidak dengan terpaksa dekat denganmu, meskipun aku cukup berterima kasih dengan tindakan bodohmu itu,"
"Aku baru tau kalau menyelamatkan orang yang lebih penting dari hidupnya sendiri itu termasuk tindakan bodoh," balas Farel yang membuat Savira memberikan senyuman tertahan. Bagaimanapun bukankah itu barusan adalah pengakuan kalau hidupnya lebih berharga dari hidup pria itu sendiri.
"Baiklah, nggak usah sok puitis begitu, kamu tau aku sedang patah hati beberapa waktu yang lalu bukan?" balas Savira sengaja menggoda Farel untuk melihat reaksi cemburu yang akan ia perlihatkan nantinya.
"Jadi kamu masih patah hati??? kalau alasanmu dekat denganku bukan karena kasian, jangan-jangan itu sengaja karena kamu tidak mau kedua sahabatmu itu mengetahui perasaanmu, kamu menjadikanku tameng???" gerutu Farel dengan nada tersinggung. Namun tetap tidak ada emosi didalamnya seolah meskipun alasan itu yang terjadi ia tetap akan menerima gadisnya asal gadis itu tetap disisinya.
"Dengan semua bukti yang kamu tunjukkan, sangat mustahil kamu akan terpengaruh dengan semua alasan itu bukan? aku bahkan cukup yakin kalau kamu tidak perduli dengan semua alasan yang akan aku berikan asal kamu bisa mendapatkan apa yang kamu inginkan. Jadi aku sedikit curiga kenapa kamu ngotot sekali ingin mengetahuinya," jawab Savira.
"Karena ada seseorang yang mengatakannya padaku kalau aku harus mendengarkan jawabanmu," kata Farel dengan sedikit cemberut.
"Ohh ya siapa?" tanya Savira cepat. Namun Farel malah hanya angkat bahu dan menatap kearah lain seolah kenangan yang baru saja ia katakan itu membuat harga dirinya tercoreng. Oh jelas saja, karena beberapa hari yang lalu Dirga sempat menemuinya dan mengatakan kalau sebaiknya ia segera mendegar jawaban dari Savira tentang perasaanya, dengan alasan pria itu tidak mau membuat sahabatnya menderita karena harus bersama dengannya, huh alasan macam apa itu. Namun farel yakin, ia akan membuktikan para pria itu kalau dia bisa mendapatkan gadisnya kembali.
"Aku rasa ini bukan saatnya kamu untuk bertanya, sudahlah. Kamu hanya perlu menjawab apa yang sebaiknya kamu jawab sebelum aku akan melakukan sesuatu yang lebih gila dari pada memaksamu untuk pacaran denganku seperti beberapa waktu yang lalu," ancam Farel.
"Memangnya hal gila apa lagi yang sekarang ada dalam benakmu?" ucap Savira dengan sedikit takut.
"Emmm entahlah, mungkin menyeretmu dengan paksa ke KUA. Dan itu akan aku lakukan, SE KA RANG!" ucap Farel pelan namun cukup membuat Savira merinding mendengarnya, apalagi Farel mengatakannya dengan mendekatkan wajahnya tepat didepan wajah savira dan memberikan efek yang mampu membuat jantungnya berdetak dengan cepat. Refleks Savira mundur beberapa langkah dengan apa yang baru saja ia dengar.
"Kamu tidak akan melakukannya bukan? Aku tidak pernah bermimpi dilamar dengna cara ini sebelumnya," protes Savira cepat.
"Waw, aku tidak menyangka kalau ternyata kamu mau dilamar Savira..." ucap pria itu yang membuat Savira menutup mulutnya kaget dengan apa yang baru saja ia dengar, atau lebih tepat dengan apa yang baru saja ia ucapkan. Bagaimana bisa ia bisa mengatakan hal yang memalukan seperti itu meskipun ia sendiri memang menginginkannya.
"Mungkin memang sebaiknya aku jauh-jauh saja darimu. Dan kamu, jangan pernah mengikuti ku lagi!" kecam savira sebel dan melangkah meninggalkan Farel sendiri. Dalam hati ia menggerutu sebel karena pria itu, bagaimana mungkin ia bisa jatuh cinta dengan pria semacam itu. Kenapa ia harus terus-terusan dibuat malu karena perasaannya sendiri, dan ia cukup yakin kalau pria itu masih dengan bangganya menggunakan kartu AS nya itu untuk membuatnnya menang terus-terusan.
"Berhenti, atau aku akan benar-benar melakukannya," walau hanya satu kalimat pelan namun terdengar tegas itu tetap saja mampu membuat Savira langsung menghentikan langkahnya, bukan karena ia takut dengan ancaman itu hanya saja pria itu memang sudah terkenal dengan kegilaannya untuk mealkukan apapun asal mendapatkan apapun yang sudah ia tetapkan untuk menjadi miliknya. Dan ia cukup yakin akan hal itu dengan bukti bahwa sekarang dia bahkan tidak bisa mengatakan tidak untuk apapun yang pria itu inginkan.
"Bagus, sekarang berbalik dan mendekatlah kesisiku..." ucap Farel lagi, meskipun dengan sedikit ragu akhirnya Savira berbalik dan menatap Farel dengan tajam, seolah sendang memikirkan berbagai macam rencana pembunuhan untuk mahkluk yang bisa deengna seenaknya sendiri itu "Buruan... Atau kamu memang benar-benar akan berganti status secepat ini?" lanjur pria itu yang dengan santainya melipat kedua tangannya dengan senyuman paling sempurna yang langsung membuat Savira merutuki diri dalam hati karena bisa-bisanya ia malah terpesona dengan senyuman itu.
"Pilihan yang bagus, kalau begitu aku punya waktu untuk menyiapkan semuanya," ucap Farel pelan, saat akhirnya dengan perlahan Savira kembali dihadapannya. Karena kamu sudah memberikan ku perintah untuk tidak mendekatimu, jadi aku hanya bisa membuatmu untuk mendekatiku kembali. Begitulah caraku untuk mendapatkan apa yang memang sepantasnya menjadi milikku," lanjurnya sambil tersenyum membuat savira cemberut walau dalam hati juga mengakui hal itu.
"Aku heran kenapa aku bisa bertemu orang sepertimu," ucap Savira sebel dan menatap Farel dengan tajam yang sepertinya malah membuat farel tersenyum menikmati kemarahan gadisnya. Sudah ia bilang kalau kesebelan gadis itu seolah hiburan tersendiri buatnya bukan?
"Takdir, aku rasa itu jawaban yang tepat. Tapi baiklah, kali ini aku akan berbaik hati sedikit dengan meminta maaf padamu atas tindakan ku yang keterlaluan ini. Maaf karena sudah membuatmu kesal," ucap Farel tulus sambil menggengam tangan gadisnya yang membuat Savira mentap bingung kearahnya.
"Mau bagaimana lagi, permintaanmu terlalu sulit aku abaikan, kalau kamu memintaku untuk tidak mendekatimu memangnya bagaimana lagi aku bisa hidup selain memaksamu yang medekatiku kembali?" lanjutnya yang membuat Savira merasa berada diatas awan, bagaimana bisa hanya dengan satu kalimat itu mampu membuatnya luluh dan tersenyum senang. Bahkan meskipun ia tau itu hanya gombalan semata, ia tetap akan meraasa bahagia.
"Karena kamu sudah tersenyum, aku akan mengaggapnya sebagai ucapan maafku diterima. Jadi sebaiknya kamu harus mengatakan apapun yang sedang dalam fikiranmu sekarang dan membebaskan ku dari bicara sendiri dari tadi," kata Farel yang lagi-lagi membuat Savira tersenyum lucu. Namun tetap terdiam, Farel masih menunggu, dan akhirnya dengan kesal akan protes dengan sikap savira yang hanya diam.
"Aku mencintaimu," potong Savira sebelum Farel sempat mengatakan apapun yang ingin ia katakan. Dan satu kalimat itu mampu membuat apapun yang ada dalam fikiran Farel untuk protes hilang begitu saja, bahkan ia tidak bisa berfikir dengan cermat. Satu kalimat yang mampu membuat tubuhnya kaku, tenggorokannya kering tanpa bisa bersuara dan fikrian yang bahkan langsung blank. Sementara Savira sendiri menikmati pemandangan yang baru saja ia saksikan.
Ia sama sekali tidak tau kalau satu kalimat itu mampu membuat pria ini bungkam seribu bahasa, ia bahkan tidak menyangka kalau satu kalimat itu mampu untuk membuat pria itu seolah menjadi patung bernyawa, dan ia cukup yakin kalau kalimat itu memang cukup berpengaruh untuk jantung pria didepannya. Pria yang selama ini dicintainya, jujur saja ia merasa sangat bahagia. Kalau ternyata rasa yang ia punya bisa membuat pria itu tidak bisa mengalihkan perhatian dari dirinya, itu artinya ia bisa mendapatkan apa yang memang seharusnya ia dapatkan.
"Kalimatku cukup berpengaruh bukan?" Goda savira sambil tersenyum "Sekarang, bukan cuma kamu saja yang bisa membuatku bertekuk lutut diharapanmu hanya dengan sebuah senyuman. Tapi aku juga bisa menguasaimu hanya dengan satu kalimat. Aku rasa itu cukup impas. Dan yaahhh aku rasa itu juga alasanku kenapa beberapa hari ini aku..." ucapan Savira langsung terpotong saat ia merasakan sesuatu yang menubruk tubuhnya.
Dan sebelum ia menyadari apa yang terjadi kini tubuh Farel telat menempel pada tubuhnya dengan erat. Dan ia merasa kalau tubuh pria itu bergetar, efek yang sama sekali tidak ia duga akan terjadi. sedikit kekhawatiran menyusup dalam dirinya saat menyadari Farel yang berada dalam pelukannya.
"Farel... kamu tidak apa-apa bukan?" ucap Savira cemas.
"Kakiku tidak bisa menopang berat tubuhku saat ini, jadi biarkan untuk beberapa saat saja aku berada dalam pelukanmu. Kamu harus tanggung jawab dengan apa yang baru saja kamu lakukan," ucap Farel dengan suara yang masih bergetar dan sedikit terisak. Savira hampir yakin kalau pria itu menangis karena merasakan bahunya yang terasa basah akibat air mata yang menetes dibahunya. Meskipun ia juga tidak tau kalau hal ini akan terjadi. Tapi ia hanya bisa diam dan mebiarkan pria itu menenangkan dirinya, Sepertinya pria itu memang benar-benar syok sekarang.
Bersambung....
Ahhhh nggak nyambung kah??? sebodo deh, ini juga beneran udah maksa banget nyari idenya. hohoho meskipun malah menjadikannya ancur kali yak, hehehe yang penting akhirnya dilanjut bukan? sampai di cerpen selanjutnya yaaa.
Detail Cerpen
- Judul cerpen: Sweety Heart
- Penulis: Mia Mulyani
- Panjang: 1.848 word
- Genre: Remaja, Romantis
1 komentar:
kakaa part-8 nya ilang yah ???
Posting Komentar