Wah wah wah... sepertinya sudah ga terhitung lagi yaa berapa lama saia ga nongol didunia per cerpenan. Ada yang nyariin ga yaa... Wkwkwkwk #Ngarep. Tapi ya sudahlah, mau ada yang nunggu kek, enggak kek, ini saia berikan Cerpen yang langsung end. Rencana mau dibuat ‘Series’ ajja sii. Langsung end tapi beberapa versi. Tapi itu kalo sempet dan sesuai rencana. Kalo enggak yaaa tetep end disini. Ehehhe Judulnya Cerpen Romantis ‘CLBK’ (cinta lama belom kelar) ada yang bisa menebak ini kisah siapa? Kekekeke, enggak juga ga papa sii.
Ga perduli juga gimana hasilnya, yang jelas ini juga butuh dua kali ketikan. Baru bisa end. Yaahh ga jelas juga sii, tapi yaa masih mending lah. Dan untuk cerpen cinta ‘Sweety Heart’ mohon ditunggu saja, itu juga kalo ada yang nungguin sii. Ihihihi, ahh sdahlah, dari pada banyak curcol ga jelas. Langsung ke TKP saja yuk, liat hasilnya. Over all, Happy reading...
“Kamu beneran mau menerimanya?” Pertanyaan Prisi membuat Hikari menoleh bingung dan menghentikan kegiatannya yang sedang membereskan peralatan belajarnya. “Tentang Anton, kamu bilang saat sedang bersama laki-laki itu fikiranmu bisa sedikit berhenti memikirkan Aliff” Lanjutnya menjelaskan.
“Ohh, entahlah” Jawab Hikari dan kembali membereskan peralatan belajarnya “Aku masih belum memutuskannya. Besok sore aku ada janji bertemu dengannya. Dan yaahh aku pasti akan menjawab pertanyaan itu. Niat hati sii aku mau saja. Toh Aliff juga tidak akan menatapku kembali, sudah sewajarnya kan aku Move on dari dia” Lanjutnya sambil berdiri setelah yakin semua peralatannya beres.
“Benar. Dan aku juga mendukungmu bersama Anton, dia itu baik. Belum lagi tajirnya, walau masih kalah keren dari Aliff tapi setidaknya dia mengatakan bahwa dia mencintaimu bukan?” Kata Prisi sambil melangkah keluar dari kelasnya dan diikuti oleh Hikari.
“Mungkin. Tapi Pri, aku sedikit ragu” Aku Hikari dengan wajah murung.
“Ragu kenapa lagi? Sepertinya sudah cukup penantianmu. 7 bulan bukan waktu yang sebentar untuk menunggu, dan apa tanggapannya padamu? Tidak ada bukan? Dia tetap saja tidak perduli. Sudah sepantasnya kamu untuk bahagia Hikari” Nasehat Prisi kepada sahabatnya.
“Hemm-emm Baiklah. Aku akan berusaha melakukan yang terbaik” Balas Hikari sambil tersenyum kemudian mereka sama-sama pulang kerumah setelah menyelesaikan kursus mereka hari itu.
Cerpen Romantis ‘CLBK’ (Cinta Lama Belum Kelar)
Hikari merebahkan tubuhnya diranjang kamar bahkan sebelum ia mengganti bajunya, fikirannya sedang berantakan sekarang. Tangannya terulur mengambil sebuah frame yang berada diatas meja. Fotonya bersama Aliff, kekasihnya dulu. Atau sekarang bisa dengan resmi menjadi Mantan pacarnya. Ia ingat hari itu, hari saat ia bersama Aliff di pantai untuk merayakan ulang tahun laki-laki itu. Sebenarnya Hikari juga tidak mengerti jalan fikiran laki-laki itu. Karena waktu Ulang tahun itu mereka sudah putus. Meski hubungan mereka tetap baik-baik saja, namun sedikit terasa berbeda saat Aliff memintanya datang dihari ulang tahunnya.
Sudah 7 bulan berlalu sejak mereka memutuskan untuk menjadi teman kembali. Tapi sepertinya Hikari tidak bisa melupakan rasa yang ia punya, bahkan seperti yang baru-baru ini ia rasakan. Melihat Aliff yang berubah drastis, entah perasaannya saja atau memang sejak dua bulan yang lalu Aliff mendekatinya kambali. Tidak mau terlalu memikirkan dan banyak berharap Hikari tetap bersikap biasa, saat laki-laki itu baik, ia juga bersikap baik. Dan saat laki-laki itu seolah pergi ia juga tidak mencarinya, karena ia yakin ia sudah tidak memiliki harapan untuk kembali bersama.
Deringan ponsel disampingnya menyadarkan Hikari dari lamunan, dengan malas-malasan ia meraih ponsel itu dan membuka pesan masuk yang baru berbunyi. Dan Hikari langsung terduduk kaget saat membaca pesan masuk itu.
“Bisa bertemu denganku besok sore” Aliff
“Besok aku tidak bisa. Bagaimana kalau lusa. Sekalian Ada yang ingin aku katakan kepadamu Mas” Hikari membalas pesannya.
“Baiklah. Besok lusa, dipantai seperti biasa. Jangan sampai terlambat” Pesan Aliff.
Hikari membalas dan menyetujui janji mereka. Kemudian ia kembali membaringkan tubuhnya dikasur. Huffhh... Lagi-lagi Hikari menghembuskan nafas panjang. Benarkah ia harus melupakan Aliff dan bersama Anton. Tapi kenapa tiba-tiba ada perasaan tidak rela dalam dirinya. Bahkan saat mengingat perubahan Aliff baru-baru ini. Apa kah mungkin dia masih mempunyai kesempatan bersama Aliff kembali, atau kali ini ia benar-benar harus melupakannya.
“Hikariii... makan dulu sayang...” Panggilan mamanya kembali menyadarkan Hikari dari lamunanya.
“Iaa maa. Sebentar. Aku ganti baju duluuu” Jawabnya dan segera bergegas mengganti pakaian kursusnya dengan pakaian biasa yang ia kenakan dirumah. Sepertinya ia butuh sesuatu yang bisa dijadikan pertimbangan. Ia menyukai Aliff, tapi Anton juga bukan pilihan yang buruk. Dan Anton juga mengatakan menyukainya, sedangkan Aliff, dia malah hanya terlihat memberikan harapan namun tetap saja tidak melakukan apapun untuk memperbaiki hubungannya. Benar-benar sulit dipercaya.
Cerpen Romantis ‘CLBK’ (Cinta Lama Belum Kelar)
“Hikari. Bagaimana?” Pertanyaan Anton membuat Hikari menoleh. Saat ini mereka sedang berada di sebuah pantai yang bisa tergolong menarik. Hikari menatap Anton didepannya dalam hati ia sudah mengatakan ‘Ia, aku menerimamu’ namun kenapa kata itu begitu sulit untuk ia ucapkan secara langsung.
“Aku menyukaimu Hikari. Sungguh. Dan aku yakin aku bisa untuk membahagiakanmu” Kembali Anton buka mulut, Hikari menatap Anton dan siap mengatakan sesuatu tapi kemudian mulutnya hanya terbuka tanpa suara. Hikari menutup mulutnya kembali dan mengalihkan pandangan, menatap kearah bebatuan disana. Dan kembali ingatan itu muncul, hari dimana ia duduk berdua bersama Aliff tahun baru dan laki-laki itu menembaknya.
Hikari menghembuskan nafas panjang. Haruskah ia melupakan Aliff dan menerima Anton, tapi menyadari bahwa mulutnya tidak bisa menyetujui itu atau bisa dikatakan juga jika hatinya bahkan tidak setuju atas keputusan fikirannya sendiri. Hikari memberanikan diri kembali menatap kearah Anton dan dengan samar mulutnya mengatakan.
“Maafkan aku Anton” Ucap Hikari dan raut kekecewaan jelas tergambar diwajah Anton saat ini, Hikari mengalihkan tatapannya kembali “Aku tidak bisa. Kita berteman saja ya, aku tau kamu pasti nantinya akan mendapatkan pengganti yang lebih baik lagi. Dan aku yakin orang itu bukan aku” Lanjutnya.
“Tapi yang aku mau itu kamu Hikari. Aku tau kamu mungkin memiliki sedikit rasa kepadaku. Dan aku pasti bisa membuat rasa yang kamu punya itu bertambah setiap harinya” Kata Anton dengan tegas.
“Aku tau kamu baik. Dan itu malah semakin membuatku tidak bisa menyakitimu. Kita berteman saja. Aku,.. aku tau perasaanmu, tapi Maaf. Aku tidak bisa” Balas Hikari dengan raut penyesalan.
“Tapi Hikari... tidakkah kamu mau memberiku kesempatan sekali saja? Dan berusahalah untuk menatapku” Kata Anton sambil menyentuh tangan Hikari memberi keyakinan.
“Aku tidak bisa Anton” Ucap Hikari tegas sambil berdiri, melepas tangan Anton yang menggenggam tangannya. Tiba-tiba saja ia merasa marah dengan laki-laki itu. Berani-berani nya dia menyentuhnya. Kemudian Anton menatapnya dengan pandangan minta maaf.
“Baiklah. Aku tau. Aku tidak akan memaksamu kembali...” Akhirnya Anton pasrah.
“Ee... Anton, bukan begitu maksudku. Hanya saja aku...”
“Sudahlah Hikari, ini bukan salahmu. Aku yang harusnya minta maaf karena sudah mencintaimu” Kata Anton dan membuat Hikari makin merasa bersalah, hanya saja. Ia memang tidak bisa menerima laki-laki itu. Bayangan bersama Aliff lebih menarik perhatiannya. Ia tau jika ia memang tidak memiliki kesempatan bersama laki-laki itu hanya saja, hatinya tidak bisa dikompromi.
“Maafkan aku Anton” Hanya kata itu yang bisa ia ucapkan saat ini. Kemudian ia merutuki dalam hati, Gegara laki-laki itu. Huh, kenapa sii dia selalu muncul diingatan, kenapa sii begitu sulit melupakannya, dan kenapa juga harus dia yang hatinya inginkan. Benar-benar menyebalkan.
Cerpen Romantis ‘CLBK’ (Cinta Lama Belum Kelar)
Hikari meraih ponsel disakunya, sudah setengah jam ia menunggu Aliff, laki-laki ittuuu... hais, jika bukan ini kesempatan terakhir ia juga pasti akan meninggalkan tempat pertemuan ini. Bisa-bisanya ia lagi-lagi diharuskan untuk menunggu. Baiklah, ia akui pertemuan terakhir terakhir mereka beberapa bulan yang lalu memang mengharuskan Aliff menunggunya hampir 1 jam. Tapi inikan beda kasus. Hais, apakah dia juga harus menunggu untuk setengah jam lagi. Tidak bisakan Aliff datang lebih cepat.
Hikari sudah memantapkan hatinya untuk melupakan Aliff, dan sepertinya ia harus memberi tau laki-laki itu. Dengan begitu ia bisa lebih tenang jika menerima orang baru dalam hidupnya. Ia tau ini sulit, hanya saja akan lebih mudah jika Aliff tau kalau dia akan berhenti. Hikari melakukan ini karena beberapa hari yang lalu Aliff telah berubah, dan ia seolah menginginkan untuk ‘Kembali’ tapi dua hari yang lalu malah Aliff menjodohkannya kepada temennya yang lain. Tidak tau apa maksudnya yang jelas ia sudah memutuskan untuk melupakan laki-laki itu.
“Hei, maaf sudah lama?” Pertanyaan itu membuat Hikari mendongak dan siap memarahi Aliff yang membuatnya menunggu, setidaknya bisa membuat laki-laki itu merasa bersalah. Enak saja dia diharuskan untuk menunggu. Tapi saat menatap mata Aliff kekesalannya seolah menguap begitu saja. Bahkan ia sempat berfikir, ia rela menunggu lebih lama lagi, rela untuk bertahan lebih lama lagi jika akhirnya Aliff juga akan kembali.
“Hei, marah ya? Beneran. Aku minta maaf” Kembali Aliff membuyarkan lamunanya sambil duduk didepan Hikari dengan wajah bersalah “Aku ketiduran. Beneran. Aku minta maaf” Lanjutnya.
“Baiklah. Aku juga terlambat sebenarnya, dan aku tidak terlalu mengharapkan kehadiranmu Mas. Hanya saja, jika 5 menit lagi Mas tidak muncul, pasti aku sudah pulang” Balas Hikari mencoba agar terlihat cuek. Meski dalam hatinya ia pasti akan menuggu sampai laki-laki itu datang.
“Baiklah. Langsung saja, apa yang ingin kamu bicarakan? Sepertinya percuma saja aku mengusahakan untuk datang. Kamu juga tidak perduli” Balas Aliff sambil melipat tangannya didepan dada, terlihat begitu kesal.
“Aku hanya mau bilang 4 atau 5 kata dalam satu kalimat” Hikari memulai apa yang ingin ia katakan.
“Benci???” Potong Aliff terdengar sinis.
“Aku bilang 4 atau 5 kata Mas. Bukan Huruf” Jawab Hikari sebel. Kemudian wajah Aliff kembali datar dan seolah tidak perduli. Namun entah kenapa juga terlihat lega.
“Baiklah, basa-basi dulu. Ku dengar kemaren kamu bertemu Anton disini” Kata Aliff sambil melipat tangannya didepan meja dan menatap Hikari tajam. Entah perasaannya saja atau memang Aliff terdengar sedang menahan kekesalannya.
“Mas tau dari mana?” Tanya Hikari bingung. Aliff hanya mengangkat kedua bahunya tidak perduli “Hemm... Baiklah. Aku memang bertemu dengannya, hanya saja tidak disini. Tapi disana” Tunjuk Hikari kesebuah tempat yang lebih jauh.
“Ohh, kalian pacaran?” Tanya Aliff. Hikari mengangkat alisnya sedikit bingung “Cie-cie... udah punya pacar dia sekarang...” Lanjut Aliff dengan nada menggoda.
“Mas tau, katanya dibalik cie-cie ada kecemburuan lho” Ucap Hikari dengan santai, Alif menatapnya siap protes namun tidak mengatakan apa-apa. Hikari yang awalnya hanya menggoda jadi sedikit bingung, apakah Aliff benar-benar cemburu. Tidak mungkin. Bantah hatinya.
“Sebenarnya tidak juga. Kami tidak pacaran. Dan kami hanya berteman” Jawab Hikari, Aliff melihatnya dengan tatapan tidak percaya “Baiklah, setidaknya itu yang aku katakan kepadanya kemaren. Kita hanya berteman” Lanjutnya. Karena Hikari sudah mengenal Aliff dengan cukup lama, ia tau tidak sebaiknya ia berbohong jadi yaa jujur saja.
“Kenapa?” Tanya Aliff, Hikari menatapnya bingung “Kenapa kamu menolaknya?” lanjutnya.
“Jadi Mas mau aku menerimanya?” Hikari balik bertanya, Aliff terdiam sesaat.
“Kalau kamu yakin bahagia. Aku turut senang mendengarnya” Jawab Aliff akhirnya.
“Huh, tentu saja aku bahagia. Setidaknya jika bayanganmu tidak mengganggu rencanaku” Ucap Hikari lirih.
“Apa?” Tanya Aliff yang tidak terlalu mendengar ucapan Hikari.
“Aku bilang. Aku pasti akan bahagia. Mas tenang saja, tidak usah terlalu mengkhawatirkan kebahagiaanku. Aku bisa mengurusi diriku sendiri” Balas Hikari sebel.
“Kok kamu jadi kesuh begitu sii. Memangnya ada yang salah dari ucapanku?” tanya Aliff.
“Tentu saja. Memangnya gara-gara siapa aku menunda kebahagiaanku ha?!” Hikari makin sebel.
“Bukan gegara aku kan?” Tanya Aliff hati-hati namun Hikari tetap diam tanpa menjawab.
“Aku tanya deh sama Mas kali ini. Kenapa sii Mas selalu ngejodohin aku sama orang lain? Memangnya terlalu buruk ya aku dalam mencari seseorang yang bisa menerimaku? Atau kesendirianku selama ini mengganggu kehidupan Mas?” Tanya Hikari tiba-tiba.
“Kamu kenapa sii. Kenapa jadi marah-marah begitu. Lagian bukan begitu maksudku, aku hanya ingin kamu bahagia dengan orang yang kamu cintai ataupun yang mencintaimu”
“Tentu saja aku kesal, bagaimana bisa Mas menjodohkan aku terus-terusan. Aku bisa kali mencari orang yang mencintaiku sendiri nantinya. Dan tentunya aku juga sudah punya orang yang aku cintai” Jawab Hikari. Aliff membulatkan matanya kaget. Namun hanya beberapa saat saja, karena kemudian ia kembali terlihat biasa.
“Siapa?” Tanya Aliff. Lagi-lagi Hikari merasa ada kekecewaan disetiap katanya.
“Tidak perlu tau. Yang jelas sekarang ada yang ingin aku katakan” Balas Hikari dengan mantap. Aliff mengangkat tangannya membentuk lima jari yang siap menghitung 4 maupun 5 kata yang akan Hikari ucapkan “Eee aku... aku mau mengakatan sama Mas kalau... kalau akuuu...” Hikari kembali terdiam. Hais kenapa kata itu terlalu sulit untuk diucapkan. Gerutunya dalam hati.
“Sepertinya itu lebih dari pada 4 atau 5 kata Hikari” Sindir Aliff.
“Aku bahkan belum mengatakan sepatah kata pun untuk memulainya” Hikari kesal.
“Oohh, baiklah. Aku bantu” kembali Aliff mengangkat tangannya “Aku ingin kamu pergi. Aku ingin berhenti menghubungiku. Aku ingin kamu menghilang. Aku ingin kamu...”
“Stop” Potong Hikari “Bukan itu yang ingin aku katakan”
“Lalu?” Tanya aliff, tapi hikari masih terdiam “Atau kalimat itu berisi ‘Aku ingin bersamamu selamanya’??” Lanjutnya dengan sedikit mencondongkan tubuhnya kerah Hikari yang sumpah demi apa langsung dengan cepat memacu detak jantung Hikari lebih cepat dari biasanya, Efek dari menyadari kehadiran Aliff membuat jantungnya bereaksi lebih cepat.
“Tentu saja tidak!” Protes Hikari cepat sambil menarik tubuhnya menjauh, duduk dengan tegap “Tidak mungkin aku mengatakan itu meskipun aku ingin” Lanjutnya lirih. Aliff mengerutkan keningnya tanda ia ga ngerti atau akan lebih pas jika dibilang tidak mendengar perkataan Hikari.
“Baiklah. Tidak perlu basa-basi, dan aku yakin aku bisa mengatakannya. 4 atau 5 kata yang aku maksud itu adalah. Aku ingin mengatakannya kalau. ‘Aku. Ingin. Berhenti. Mencintaimu’” Kata Hikari tegas dan menekan setiap kata yang diucapkannya. Lalu dengan tersenyum puas ia melipat kedua tangannya didepan dada, merasa menang saat menyadari perubahan ekspresi Aliff didepannya. Hikari tersenyum penuh kemenangan saat Aliff terdiam tanpa kata dengan raut wajah kekecewaan. Tapi tidak bertahan lama, karena Aliff bisa menahan dan memperbaiki ekspresinya kembali menjadi sedatar mungkin.
“Jadii... Itu artinya adalah.,..” Aliff sengaja menggantung ucapannya sambil menatap Hikari dengan tatapan yang sulit untuk diartikan. Hikari masih tampak tersenyum penuh kemenangan “Kamu tau apa yang baru saja kamu katakan? Itu menunkkan bahwa..” Lanjutnya dengan senyum bangga membuat Hikari sedikit mengeryitkan dahi nya. Lho, bukannya harusnya Aliff itu kecewa ya. Kenapa malah tampak dia yang menang. Jangan-jangan...
Aliff tersenyum penuh kemenangan saat menyadari perubahan ekpresi Hikari yang sedikit tegang dan terlihat harap-harap cemas. Dan sepertinya ada kesenangan tersendiri dalam diri Aliff melihat perubahan itu. Aliff sengaja melipat kedua tangannya kembali diatas meja dan mencondongkan sedikit tubuhnya agar apa yang ia katakan mampu untuk didengar oleh Hikari. Dan saat kata itu keluar, seperti yang ia duga. Hikari terkejut.
“Bahwa kamu masih mencintaiku bukan?” Aliff mengakhiri kalimatnya dengan sebuah senyuman kemenangan sementara Hikari menatapnya kaget tidak bisa mengontrol ekpresinya tidak bisa memperbaiki tampilannya dan tidak bisa membalas ucapannya serta yang lebih parah jelas sekali terlihat jika itu benar adanya. Huaaa memalukan!!
“Kenapa? Aku benar bukan? Bahkan setelah 7 tahun lamanya, kamu sekarang berkata ingin melupakanku, berarti kamu terus mencintaiku selama ini. Dan sekarang itu baru keingiananmu. Kamu yakin bisa melupakan aku semudah itu? kamu sudah mencobanya selama 7 tahun bukan???” kalimat Aliff semakin membuat Hikari terdiam tanpa suara, jelas sekali terlihat Hikari yang sedang menahan emosi nya tapi juga tetap tidak bisa membantah apa yang diucapkan Aliff. Membuat Aliff merasa ia semakin menang.
“Ehem. Mas Alif. Baiklah, aku akui mungkin memang melupakanmu begitu sulit, hanya saja. Aku pasti bisa melupakan Mas mulai sekarang. Lagian aku sudah bosen menolak setiap laki-laki yang menembakku. Aku juga ingin bahagia. Mas tidak usah terlalu memikirkan bagaimana aku melupakanmu, hanya saja. Yang harus Mas tau, aku ingin melupakanmu mulai sekarang” Tegas Hikari, Aliff tersenyum kearahnya. Tidak tau apa yang sedang ia fikirkan hanya saja, seolah ia menarik nafas panjang dan berusaha untuk menegaskan apa yang ingin ia katakan. Kemudian Aliff menatap kearah Hikari. Entah kenapa, tatapan ini yang dari dulu Hikari rindukan. Tatapan penuh kesungguhan.
“Sudahlah Hikari, berhenti saja untuk melupakanku. Kamu tau aku masih mencintaimu bukan? Sudah ku katakan kemaren, aku ingin balikan lagi denganmu, setelah kita berpisah, aku baru menyadari betapa pentingnya dirimu dalam hidupku. Aku ingin kamu memberiku satu kesempatan lagi untuk menebus kesalahan, untuk mengobati luka yang telah aku berikan, dan untuk membuatmu tau bahwa aku lah yang bisa mencintaimu dengan baik” kata Aliff dengan santai namun ada ketegasan dalam setiap katanya, mau tidak mau Hikari merasa tersentuh hatinya. Ia menyadari tatapan yang diberikan Aliff adalah tatapan yang sama seperti dulu, ia merindukan itu. Apa mungkin Aliff masih mencintainya.
“Aku akui, dulu aku yang bersalah karena meninggalkanmu. Tapi kamu juga harus tau, tidak ada wanita lain setelah kita berpisah, bahkan setelah 7 bulan berlalu, perasaanku masih sama terhadapmu, mungkin Tuhan memang memiliki rencana yang kita tidak tau kenapa kita harus berpisah. Tapi sekarang, sebelum semua terlambat. Aku ingin jujur pada diriku sendiri, kembalilah kesisiku” Ucap Aliff kembali. Hikari terdiam tanpa suara, ini... sungguh diluar dugaannya. Bagaimana bisa Aliff mengatakan itu, memang kata itu lah yang ia nantikan. Tapi setelah mendengarnya langsung, ia malah tidak bisa bersuara.
“Kamu mau kan kembali kepada ku lagi? Please, beri aku kesempatan. Kamu juga masih mencintaiku bukan? Jika aku, aku memang masih mencintaimu, bahkan beberapa bulan ini hanya bayanganmu yang terlintas disetiap lamunanku, hanya kamu yang hadir dalam mimpiku dan hanya kamu juga yang terucap disetiap Do’a. Aku mohon, Kembalilah” Alif menyentuh tangan Hikari memperjelas maksudnya. Kesungguhan jelas terlihat dari setiap apa yang ia ucapkan dan perlihatkan. Hikari menarik nafas panjang, kemudian menghembuskan secara perlahan. Lalu ia membalas menatap kearah Aliff. Dan senyuman menghiasi bibirnya.
“Mas tau apa yang aku rasakan bukan? Kalau begitu, haruskan aku masih menjawab pertanyaan itu?” tanya Hikari, Aliff tersenyum bahagia. Entah kenapa hatinya benar-benar senang sekarang. Dan dalam hati ia berjanji, tidak akan melakukan kesalahan yang sama dengan meninggalkan gadis itu. Cukup sekali ia melakukan kesalahan terbodoh dengan memutuskan untuk pergi. Dan saat ini, ia yakin. Ketulusan seseorang dalam mencintainya, tidak perduli sejahat apa dia dulu, atau seburuk apa kelakukannya, Hikari masih tetap mau menerimanya kembali.
“Terimakasih Hikari. Jadi mulai sekrang, kita Resmi jadian lagi kan?” tanya Aliff memastikan.
“Kalau aku bilang enggak, entar Kisah kita bakalan Sad ending kan?” Hikari balik bertanya.
“Aku mencintaimu Hikari, itu yang ingin aku katakan sejak dulu. Karena cinta lama kita belum kelar. Dan sekrang kamu harus bersamaku selamanya agar kita bisa menyelesaikan kisah cinta kita yang tertunda” Ucap Aliff dengan senyuman, Hikari hanya membalas dengan anggukan. Tidak sanggup untuk bicara lebih banyak lagi. Rasa bahagia ini. Sungguh, hanya Kau dan aku yang bisa merasakannya. Semoga kali ini, keberuntungan sedang berpihak kepada mereka, dan cinta mereka. Tidak akan terpisah hingga takdir yang menentukan.
The End
Kisahku, kisahmu, atau kisah mereka. Yang jelas mulailah meninggalkan jejak disetiap kisah yang kita lewati. Agar semua kenangan indah tetap bisa kita nikmati. Seburuk apapun kisah yang terlewati, sebaik apapun rencana kita memperbaiki semua pasti akan indah pada waktunya. Terlebih jika kita berani untuk menuliskan. Just for all, Terimakasih sudah membaca.
Salam~Mia Cantik~
1 komentar:
Keren ceritanya alur yang disajikan juga menarik dan ga terlalu bisa kebaca sehingga ga bosen. ohh iya jangan lupa yah blog walking ke penyairhati.wordpress.com
Posting Komentar