Cerpen Misteri Prince and Princess _ cerita pertama yang akan Mia post di blog ini. Nggak tau si, menurut reader semua cerita ini bagus atau pun enggak. Yang jelas ini karya pribadi Mia sendiri.
Oh ya, kalau boleh untuk yang sudah membaca bisa memberikan sedikit kripik kentangnya. Ups, kritik dan saran maksutnya. Biar kedepannya Mia bisa menulis lebih baik lagi. Selamat membaca!!!.
Hari yang sangat melelahkan, itu yang Chelsy rasakan saat ini. Mengabaikan sapaan dari bi Inah, pembantu di rumahnya, langkah Chelsy terus bergerak menaiki satu demi satu tangga guna menuju kekamarnya yang memang berada di lantai dua. Secara serampangan di lemparkan tasnya begitu saja di atas ranjang, disusul oleh tubuhnya yang bernasip sama. Matanya menatap langit – langit kamarnya sembari angannya melayang entah kemana. Sesekali mulutnya menguap dengan mata yang sayu.
Entah berapa lama waktu yang habiskan dengan posisi seperti itu. Bahkan sepatu yang ia kenakan belum di lepas. Hei, bukankah sudah ia katakan kalau hari ini adalah hari yang cukup melelahkan?.
Di sebuah halte bus, tampak seorang cewek cantik yang sedang asyik memperhatikan orang-orang yang sedang berlalu lalang, ada yang pulang dan ada juga yang pergi. Ini adalah kali pertama ia jalan-jalan di sekitar situ, karena baru sekitar dua minggu ini Chelsy dan keluarganya pindah.
Saat sedang asyik memperhatikan orang-orang, tiba-tiba matanya terhenti di salah seorang pria yang keren, sekilas sudah mirib banget sama pangeran. Atau prince lah istilah yang lebih kerennya. Sedang duduk dengan sedih melepas kepergian dua orang wanita dan seorang anak kecil.
Chelsy terus memperhatikan gerak geriknya sampai dua orang wanita dan seorang anak yang bersama dengannya benar – benar menghilang. Raut sedih jelas terlihat. Ia duduk di kursi sambil menekuk kakinya dan menyembunyikan wajahnya di kedua lututnya. Menangiskah? Secara refleks Chelsy melangkah menghampiri.
"Maaf, gue boleh duduk disini?" tanya Chelsy.
Pria langsung mendongakkan kepalanya dan menatap Chelsy yang pasang senyum manis di bibirnya. Tanpa kata pria itu menggeser tempat duduknya untuk di duduki Chelsy setelah terlebih dahulu mengusap air mata yang keluar dari matanya.
“Terima kasih," kata Chelsy dan duduk di samping nya. Suasana hening, karena pria itu kembali menyembunyikan wajahnya, membuat Chelsy merasa iba dan berniat menghiburnya.
"Emmmm. Boleh gue nanya sesuatu sama loe?" tanya Chelsy tiba-tiba membuka pembicaraan.
Pria itu menoleh sembari menatap sekeliling. Tidak ada siapa siapa selain mereka berdua. Membuatnya kembali menatap Chelsy yang berada di sampingnya.
"Maksud loe... gue?" tanya Pria itu ragu-ragu sambil menunjuk dirinya sendiri, Chelsy langsung mengagguk "Apa?" tanyanya.
"Apa... loe ada waktu buat jalan-jalan bareng gue?" tanya Chelsy.
"HE?!..." Pria itu jelas terlihat bingung dan menatap Chelsy yang tersenyum kearahnya dengan tampang menyakinkan "Apa ada alasan kenapa gue harus mau ngikutin kemauan loe?" tanyanya lagi.
"Sebenernya sih awalnya mungkin nggax. Tapi... bisa jadi sekarang ada" jawab Chelsy.
"0h ea?! Apa itu?."
"Loe harus mau, kalau mau ngedapatin ini lagi..." kata Chelsy sambil menunjuk kan sesuatu di tangannya.
Pria itu tampak kaget dan langsung mencari-cari di sakunya tapi nggax ada karena memang sekarang yang entah bagaimana ceritanya kunci mobilnya kini sudah berada di tangan Chelsy dengan gantungan kunci yang sangat unik.
"Loe... " tunjuk Pria"Kenapa kunci itu bisa ada di elo, balikin nggax!!!" bentaknya.
"Nggax" balas Chelsy santai. "Kan gue udah bilang sama loe, kalau loe mau nie kunci. Loe harus mau jalan bareng gue hari ini, emmm cukup satu hariii aja. Gimana bisa nggax?"
"Gue nggax bisa. Cepet balikin sekarang, atau..."
"Atau apa?" potong Chelsy.
"Atau gue bakal teriakin loe maling."
"0h, he he he pinter. Emmm ide bagus sih sebenernya. Tapi sayang sekali. Gue nggax takut. Coba aja teriak. Loe kan nggax punya bukti," tantang Chelsy.
"Loe nantangin gue?"
"Terserah apa kata loe, tapi yang jelas gue nggax takut, dan sebelumnya gue mau ngasi tau loe. Gue itu bukan cewek sembarangan. Gue, adalah seorang putri. Atau yaaa seperti princess lah istilah kerennya," jelas Chelsy.
"Jadi?!"
"Loe nggax bakal nyesel jalan bareng gue..."
"He?! 0h yea? Putri?! Omong kosong!!!"
"Kenapa? Loe nggax percaya?"
"Tentu saja tidak."
"0h, jadi loe nggax percaya..." Chelsy mengagguk-angguk sambil terus menatap pria dihadapannya yang sudah di anggapnya bagai prince. "Emmm tapi sebelumnya loe pernah berfikir nggax, gimana gue bisa mengambil kunci mobil loe ini secara diem-diem?"
"Maksudnya...?"
"Hu-uh, kok ada yang cowok zaman sekarang yang bolot bin telmi kayak loe..." Chelsy geleng-geleng kepala.
"Loe..."
"Begini ea... gue kan seorang putri atau princess lah gitu kan. Nah so pasti gue punya kekuatan yang nggax di miliki orang lain pada umumnya. Ya mungkin bisa di bilang gue itu bisa menyihir lah dikit-dikit. Gue ini udah mengambil kunci mobil loe dengan cara yang misterius. Jadi kalau loe teriakin gue maling, gue bakal mengembalikan kunci ini secara misterius juga ke elo, dan pastinya loe bakal dapat masalah" kata Chelsy dengan tampang menyakinkan.
"He?! serius loe? Emmm tapi, aduuuh sayang sekali ya gue nya nggax percaya," kata Pria itu dengan nada ngeledek.
"0h, baik! kalau loe bener-bener nggax percaya. Tapi coba loe fikir-fikir lagi deh, apa gue ini terlihat seperti manusia bumi lainnya?" tanya Chelsy.
Pria itu tidak langsung menjawab. Matanya dengan seksama memperhatikan Chelsy yang langsung tebar pesona. Namun bukannya tergoda, pria itu malah tertawa ngakak.
"Ehem, ya iyalah. Hari gini masih ada yang ngayal. Loe fikir loe itu putri kayangan apa? Woi, udah siang! Cepet bangun! Jangan ngayal aja di banyakin. Di kira lagi main sinetrooon apa."
"loe..."tunjuk Chelsy sebel "Tapi baiklah kalau loe tetap ngax percaya. Gue bakal menunjuk kannya ke elo, gue bakal menggunakan kekuatan gue agar loe percaya."
"Coba aja kalau bias,” tantang pria itu mencibir.
“Bukannya kunci mobil loe yang tiba tiba ada di gue sudah menjadi bukti yang cukup?”
"Bodoh sekali ada yang percaya" gumam pria itu menangapi.
"Kalau loe masih nggax percaya, coba aja teriak. Gue bakal langsung mengembalikan nie kunci secara misteriuz ke elo.”
"Ya kalau gitu, bagus donk."
"Dan elo bakal mendapat masalah karena di kira elo malingnya."
"Lho kok gue?"
"Ya karena kuncinya di elo. Coba aja kalau nggax percaya. Atau kalau nggax gini aja, gue bakal menyihir celana loe agar jatuh."
"HA?! Loe... nggax mungkin melakukannya kan?" Priatampak mulai ragu-ragu.
"Kenapa nggax, Katanya mau bukti?!"
"Gue masih tetap nggax percaya."
"0h, baiklah kalau loe lebih memilih itu. Siap-siap aja ea, di sini di tempat umum lho. Hemz... satu... dua..." kata Chelsy sambil mengayun-ayun kan tangannya siap mau menyihir "Ti..."
"Stop!!!" potong pria itu cepat. "Oke, gue percaya sama loe, gue mohon jangan. Gue minta maaf. Ya udah sekarang loe mau apa?" tanya pria itu akhirnya.
Hal ini tentu saja membuat Chelsy sangat ingin tertawa tapi buru-buru di tahannya. Hari gini masih ada gitu orang bego yang mau aja di boongin? Atau jangan jangan teori yang selama ini teman temannya sering katakan adalah benar. Bahwa “dibalik tampang yang cakep, selalu terdapat otak yang dodol”. Yah bisa jadi, dan yang berdiri di hadapannya saat ini adalah salah satunya.
"Nah gitu donk, kan sama-sama enak. He he he dari tadi kek, yuk kita jalan" ajak Chelsy.
"Tapi janji ea gue bakal mendapatkan kunci gue kembali."
"0k" balas Chelsy santai.
"Eh tapi, kalau nggax gini aja deh, loe ambil aja kunci itu kalau nggax mobilnya aja sekalian asal gantungan kuncinya buat gue. Gue nggax masalah kok, karena gantungan kunci itu sangat berarti buat gue," kata Pria itu memelas. Membuat Chelsy sedikit mengerutkan kening heran.
"He?! loe lebih sayang sama gantungan kuncinya?"
“Ya, Gantungan itu benar – benar berarti buat gue.”
Kepala Chelsy tanpak mengangguk angguk membenarkan sembari mulutnya bergumam lirih “Baguslah.”
“Jadi?”
“Jadi?” ulang Chelsy.
“Jadi loe bisa balikin sekarang kan?”
“Enggak. Gue juga nggak tertarik sama mobil loe. Yang gue mau cuma loe nemenin gue. Udah gitu aja.”
“Tapi kan...”
“Nggak ada tapi – tapian. Yang putri itu kan gue, jadi biar gue yang atur. Sekarang ayo kita jalan” potong Chelsy cepat.
"0k baiklah, tapi bisa nggax sekali lagi loe tunjukin ke gue kalau loe itu beneran putri yang turun dari kayangan."
"Panggil gue Princess.”
Pria itu tampak memutar mata sembari mencibir, walau tak urung manut.
“Baiklah, Princes. Sekarang loe bisa nggak buktikan kalau loe benar – benar putri yang turun dari khayangan?”
“Loe mau gue ngelakuin apa?”
Pria itu tidak langsung menjawap. Matanya sedikit menyipit sembari berpikir. Beberapa saat kemudian ia menoleh kearah Chelsy sembari berujar “Loe harus bisa bikin gue tersenyum lagi?”
“Deal. Gue bisa pastikan kalau loe akan kembali tersenyum. Sekarang ayo kita jalan,” Ajaknya tak terbantahkan.
Lama Chelsy mengajak Pria itu untuk jalan-jalan, dan Chelsy terus mencoba menghiburnya, tapi sayang Pria itu tetap saja sedih. Padahal Chelsy udah bela-balain melakukan hal hal konyol. Namun sayang hasilnya nihil.
Saat Chelsy nyaris putus asa, barulah Pria itu tertawa. Membautnya mau tak mau ikut tertawa walau rasa lelah kini menghampirinya. Sambil terus melangkah tak terasa mereka tiba di sebuah rumah yang udah tua banget. Sepertinya udah nggax di pake lagi, Chelsy dan Pria itu memutuskan untuk duduk di bawah pohon mangga di halaman rumah itu sambil bercandaan. Sampai tiba – tiba....
"Aduh..." Chelsy mengusap-usap kepalanya yang terasa benjol ketiban suatu benda yang bulat berat. Rasanya sakit sekali, Chelsy langsung melihat kesekeliling, mencari sesuatu yang bisa mengenai kepalanya tadi.
Tiba-tiba matanya menemukan sebuah benda bulat yang di bungkus menggunkan kertas warna putih, Chelsy melihatnya dan langsung mengambilnya. Pasti nie benda yang tadi mengenai kepalanya.
"Huh, pantesan aja sakit. Buah apel ternyata,” gumamnya. “Ah tapi, kelihatannya enak nih, makan ah.”
Belum sempat buah itu mendarat di bibirnya, sebuah tangan sudah terlebih dahulu menahanya. Chelsy menoleh dengan kening berkerut saat mendapati tangan Pria itu yang mencekalnya.
"Eh, jangan. Mana mungkin ada kebaikan tanpa ada imbalannya kayak gini, walaupun loe itu makhluk kayangan atau sejenisnya, loe juga harus tau apa yang ada di bumi ini, di sini nggax boleh sembarangan."
"Tapi kelihatannya ini enak banget."
"Kalau gue bilang jangan ya jangan. Kalau loe mau, gue bisa beliin berapa yang loe mau, asal loe nggax makan itu."
"Emang loe mau beliin?"
"Jangan kan apel, mobil aja tadi gue tawarin."
"Loe nggax bercanda?"
“Ya enggaklah. Tapi loe ngerasa aneh nggak si. Disini nggak ada pohon Apel. Mustahil juga jika pohon mangga ini berbuah beda. Dan ngomong – ngomong kok gue tiba – tiba merasa merinding ya?”
“Jangan ngaco. Cemen banget si jadi cowok. Lagian....”
“Cucu ku...”
Tiba – tiba terdengar suara yang mampu mengerem ucapan Chelsy secara mendadak. Secara serentak ia menoleh kesekeliling. Mencari sumber suara, sepi. Tak tanpak sosok seorangpun disana.
“Cu, tolongin nenek...”
Kali ini suara itu lebih jelas. Membuat mereka berdua saling pandang. Sebelum kemudian.
"Wuuuuaaaaa... settannn!!!..." jerit keduanya berbarengan saat melihat seorang nenek nenek yang melangkah menghampiri dengan tongkat di tangannya.
Dan tanpa pikir panjang lagi keudanya langsung ambil langkah seribu! Lari sekenceng-kencengnya. Secara refleks Chelsy melempar tu buah apel sembarangan aja. Sekilas ia mendapati bayangan seorang nenek nenek yang melangkah mendekat.
"Hu'uh, anak-anak zaman sekarang pada aneh-aneh, ada yang minta tolong. Bukannya di tolongin e malah kabur..." omel nenek-nenek sambil memungut kembali Aple yang tadi di lemparkan sembarangan oleh Chelsy. Apelnya yang tadi terlempar tak sengaja saat ia tersandung dan jatuh tersungkur saat berjalan kearah rumahnya. Rumah reot yang berada tepat di hadapannya. Sambil terus mengertu khas nenek nenek, ia masuk kedalam rumah. Mengabaikan kedua pasang anak manusia yang masih lari tungang langgang karena ketakutan.
Bersambung dulu ya. Mia udah cape soalnya. Nanti akan Mia lanjutin lagi di Cerita Misteri Prince and Princess part 2 . Bye bye...
~ Admin yang Cantik, Mia Mulyani
Oh ya, kalau boleh untuk yang sudah membaca bisa memberikan sedikit kripik kentangnya. Ups, kritik dan saran maksutnya. Biar kedepannya Mia bisa menulis lebih baik lagi. Selamat membaca!!!.
Hari yang sangat melelahkan, itu yang Chelsy rasakan saat ini. Mengabaikan sapaan dari bi Inah, pembantu di rumahnya, langkah Chelsy terus bergerak menaiki satu demi satu tangga guna menuju kekamarnya yang memang berada di lantai dua. Secara serampangan di lemparkan tasnya begitu saja di atas ranjang, disusul oleh tubuhnya yang bernasip sama. Matanya menatap langit – langit kamarnya sembari angannya melayang entah kemana. Sesekali mulutnya menguap dengan mata yang sayu.
Entah berapa lama waktu yang habiskan dengan posisi seperti itu. Bahkan sepatu yang ia kenakan belum di lepas. Hei, bukankah sudah ia katakan kalau hari ini adalah hari yang cukup melelahkan?.
Di sebuah halte bus, tampak seorang cewek cantik yang sedang asyik memperhatikan orang-orang yang sedang berlalu lalang, ada yang pulang dan ada juga yang pergi. Ini adalah kali pertama ia jalan-jalan di sekitar situ, karena baru sekitar dua minggu ini Chelsy dan keluarganya pindah.
Saat sedang asyik memperhatikan orang-orang, tiba-tiba matanya terhenti di salah seorang pria yang keren, sekilas sudah mirib banget sama pangeran. Atau prince lah istilah yang lebih kerennya. Sedang duduk dengan sedih melepas kepergian dua orang wanita dan seorang anak kecil.
Chelsy terus memperhatikan gerak geriknya sampai dua orang wanita dan seorang anak yang bersama dengannya benar – benar menghilang. Raut sedih jelas terlihat. Ia duduk di kursi sambil menekuk kakinya dan menyembunyikan wajahnya di kedua lututnya. Menangiskah? Secara refleks Chelsy melangkah menghampiri.
"Maaf, gue boleh duduk disini?" tanya Chelsy.
Pria langsung mendongakkan kepalanya dan menatap Chelsy yang pasang senyum manis di bibirnya. Tanpa kata pria itu menggeser tempat duduknya untuk di duduki Chelsy setelah terlebih dahulu mengusap air mata yang keluar dari matanya.
“Terima kasih," kata Chelsy dan duduk di samping nya. Suasana hening, karena pria itu kembali menyembunyikan wajahnya, membuat Chelsy merasa iba dan berniat menghiburnya.
"Emmmm. Boleh gue nanya sesuatu sama loe?" tanya Chelsy tiba-tiba membuka pembicaraan.
Pria itu menoleh sembari menatap sekeliling. Tidak ada siapa siapa selain mereka berdua. Membuatnya kembali menatap Chelsy yang berada di sampingnya.
"Maksud loe... gue?" tanya Pria itu ragu-ragu sambil menunjuk dirinya sendiri, Chelsy langsung mengagguk "Apa?" tanyanya.
"Apa... loe ada waktu buat jalan-jalan bareng gue?" tanya Chelsy.
"HE?!..." Pria itu jelas terlihat bingung dan menatap Chelsy yang tersenyum kearahnya dengan tampang menyakinkan "Apa ada alasan kenapa gue harus mau ngikutin kemauan loe?" tanyanya lagi.
"Sebenernya sih awalnya mungkin nggax. Tapi... bisa jadi sekarang ada" jawab Chelsy.
"0h ea?! Apa itu?."
"Loe harus mau, kalau mau ngedapatin ini lagi..." kata Chelsy sambil menunjuk kan sesuatu di tangannya.
Pria itu tampak kaget dan langsung mencari-cari di sakunya tapi nggax ada karena memang sekarang yang entah bagaimana ceritanya kunci mobilnya kini sudah berada di tangan Chelsy dengan gantungan kunci yang sangat unik.
"Loe... " tunjuk Pria"Kenapa kunci itu bisa ada di elo, balikin nggax!!!" bentaknya.
"Nggax" balas Chelsy santai. "Kan gue udah bilang sama loe, kalau loe mau nie kunci. Loe harus mau jalan bareng gue hari ini, emmm cukup satu hariii aja. Gimana bisa nggax?"
"Gue nggax bisa. Cepet balikin sekarang, atau..."
"Atau apa?" potong Chelsy.
"Atau gue bakal teriakin loe maling."
"0h, he he he pinter. Emmm ide bagus sih sebenernya. Tapi sayang sekali. Gue nggax takut. Coba aja teriak. Loe kan nggax punya bukti," tantang Chelsy.
"Loe nantangin gue?"
"Terserah apa kata loe, tapi yang jelas gue nggax takut, dan sebelumnya gue mau ngasi tau loe. Gue itu bukan cewek sembarangan. Gue, adalah seorang putri. Atau yaaa seperti princess lah istilah kerennya," jelas Chelsy.
"Jadi?!"
"Loe nggax bakal nyesel jalan bareng gue..."
"He?! 0h yea? Putri?! Omong kosong!!!"
"Kenapa? Loe nggax percaya?"
"Tentu saja tidak."
"0h, jadi loe nggax percaya..." Chelsy mengagguk-angguk sambil terus menatap pria dihadapannya yang sudah di anggapnya bagai prince. "Emmm tapi sebelumnya loe pernah berfikir nggax, gimana gue bisa mengambil kunci mobil loe ini secara diem-diem?"
"Maksudnya...?"
"Hu-uh, kok ada yang cowok zaman sekarang yang bolot bin telmi kayak loe..." Chelsy geleng-geleng kepala.
"Loe..."
"Begini ea... gue kan seorang putri atau princess lah gitu kan. Nah so pasti gue punya kekuatan yang nggax di miliki orang lain pada umumnya. Ya mungkin bisa di bilang gue itu bisa menyihir lah dikit-dikit. Gue ini udah mengambil kunci mobil loe dengan cara yang misterius. Jadi kalau loe teriakin gue maling, gue bakal mengembalikan kunci ini secara misterius juga ke elo, dan pastinya loe bakal dapat masalah" kata Chelsy dengan tampang menyakinkan.
"He?! serius loe? Emmm tapi, aduuuh sayang sekali ya gue nya nggax percaya," kata Pria itu dengan nada ngeledek.
"0h, baik! kalau loe bener-bener nggax percaya. Tapi coba loe fikir-fikir lagi deh, apa gue ini terlihat seperti manusia bumi lainnya?" tanya Chelsy.
Pria itu tidak langsung menjawab. Matanya dengan seksama memperhatikan Chelsy yang langsung tebar pesona. Namun bukannya tergoda, pria itu malah tertawa ngakak.
"Ehem, ya iyalah. Hari gini masih ada yang ngayal. Loe fikir loe itu putri kayangan apa? Woi, udah siang! Cepet bangun! Jangan ngayal aja di banyakin. Di kira lagi main sinetrooon apa."
"loe..."tunjuk Chelsy sebel "Tapi baiklah kalau loe tetap ngax percaya. Gue bakal menunjuk kannya ke elo, gue bakal menggunakan kekuatan gue agar loe percaya."
"Coba aja kalau bias,” tantang pria itu mencibir.
“Bukannya kunci mobil loe yang tiba tiba ada di gue sudah menjadi bukti yang cukup?”
"Bodoh sekali ada yang percaya" gumam pria itu menangapi.
"Kalau loe masih nggax percaya, coba aja teriak. Gue bakal langsung mengembalikan nie kunci secara misteriuz ke elo.”
"Ya kalau gitu, bagus donk."
"Dan elo bakal mendapat masalah karena di kira elo malingnya."
"Lho kok gue?"
"Ya karena kuncinya di elo. Coba aja kalau nggax percaya. Atau kalau nggax gini aja, gue bakal menyihir celana loe agar jatuh."
"HA?! Loe... nggax mungkin melakukannya kan?" Priatampak mulai ragu-ragu.
"Kenapa nggax, Katanya mau bukti?!"
"Gue masih tetap nggax percaya."
"0h, baiklah kalau loe lebih memilih itu. Siap-siap aja ea, di sini di tempat umum lho. Hemz... satu... dua..." kata Chelsy sambil mengayun-ayun kan tangannya siap mau menyihir "Ti..."
"Stop!!!" potong pria itu cepat. "Oke, gue percaya sama loe, gue mohon jangan. Gue minta maaf. Ya udah sekarang loe mau apa?" tanya pria itu akhirnya.
Hal ini tentu saja membuat Chelsy sangat ingin tertawa tapi buru-buru di tahannya. Hari gini masih ada gitu orang bego yang mau aja di boongin? Atau jangan jangan teori yang selama ini teman temannya sering katakan adalah benar. Bahwa “dibalik tampang yang cakep, selalu terdapat otak yang dodol”. Yah bisa jadi, dan yang berdiri di hadapannya saat ini adalah salah satunya.
"Nah gitu donk, kan sama-sama enak. He he he dari tadi kek, yuk kita jalan" ajak Chelsy.
"Tapi janji ea gue bakal mendapatkan kunci gue kembali."
"0k" balas Chelsy santai.
"Eh tapi, kalau nggax gini aja deh, loe ambil aja kunci itu kalau nggax mobilnya aja sekalian asal gantungan kuncinya buat gue. Gue nggax masalah kok, karena gantungan kunci itu sangat berarti buat gue," kata Pria itu memelas. Membuat Chelsy sedikit mengerutkan kening heran.
"He?! loe lebih sayang sama gantungan kuncinya?"
“Ya, Gantungan itu benar – benar berarti buat gue.”
Kepala Chelsy tanpak mengangguk angguk membenarkan sembari mulutnya bergumam lirih “Baguslah.”
“Jadi?”
“Jadi?” ulang Chelsy.
“Jadi loe bisa balikin sekarang kan?”
“Enggak. Gue juga nggak tertarik sama mobil loe. Yang gue mau cuma loe nemenin gue. Udah gitu aja.”
“Tapi kan...”
“Nggak ada tapi – tapian. Yang putri itu kan gue, jadi biar gue yang atur. Sekarang ayo kita jalan” potong Chelsy cepat.
"0k baiklah, tapi bisa nggax sekali lagi loe tunjukin ke gue kalau loe itu beneran putri yang turun dari kayangan."
"Panggil gue Princess.”
Pria itu tampak memutar mata sembari mencibir, walau tak urung manut.
“Baiklah, Princes. Sekarang loe bisa nggak buktikan kalau loe benar – benar putri yang turun dari khayangan?”
“Loe mau gue ngelakuin apa?”
Pria itu tidak langsung menjawap. Matanya sedikit menyipit sembari berpikir. Beberapa saat kemudian ia menoleh kearah Chelsy sembari berujar “Loe harus bisa bikin gue tersenyum lagi?”
“Deal. Gue bisa pastikan kalau loe akan kembali tersenyum. Sekarang ayo kita jalan,” Ajaknya tak terbantahkan.
Lama Chelsy mengajak Pria itu untuk jalan-jalan, dan Chelsy terus mencoba menghiburnya, tapi sayang Pria itu tetap saja sedih. Padahal Chelsy udah bela-balain melakukan hal hal konyol. Namun sayang hasilnya nihil.
Saat Chelsy nyaris putus asa, barulah Pria itu tertawa. Membautnya mau tak mau ikut tertawa walau rasa lelah kini menghampirinya. Sambil terus melangkah tak terasa mereka tiba di sebuah rumah yang udah tua banget. Sepertinya udah nggax di pake lagi, Chelsy dan Pria itu memutuskan untuk duduk di bawah pohon mangga di halaman rumah itu sambil bercandaan. Sampai tiba – tiba....
"Aduh..." Chelsy mengusap-usap kepalanya yang terasa benjol ketiban suatu benda yang bulat berat. Rasanya sakit sekali, Chelsy langsung melihat kesekeliling, mencari sesuatu yang bisa mengenai kepalanya tadi.
Tiba-tiba matanya menemukan sebuah benda bulat yang di bungkus menggunkan kertas warna putih, Chelsy melihatnya dan langsung mengambilnya. Pasti nie benda yang tadi mengenai kepalanya.
"Huh, pantesan aja sakit. Buah apel ternyata,” gumamnya. “Ah tapi, kelihatannya enak nih, makan ah.”
Belum sempat buah itu mendarat di bibirnya, sebuah tangan sudah terlebih dahulu menahanya. Chelsy menoleh dengan kening berkerut saat mendapati tangan Pria itu yang mencekalnya.
"Eh, jangan. Mana mungkin ada kebaikan tanpa ada imbalannya kayak gini, walaupun loe itu makhluk kayangan atau sejenisnya, loe juga harus tau apa yang ada di bumi ini, di sini nggax boleh sembarangan."
"Tapi kelihatannya ini enak banget."
"Kalau gue bilang jangan ya jangan. Kalau loe mau, gue bisa beliin berapa yang loe mau, asal loe nggax makan itu."
"Emang loe mau beliin?"
"Jangan kan apel, mobil aja tadi gue tawarin."
"Loe nggax bercanda?"
“Ya enggaklah. Tapi loe ngerasa aneh nggak si. Disini nggak ada pohon Apel. Mustahil juga jika pohon mangga ini berbuah beda. Dan ngomong – ngomong kok gue tiba – tiba merasa merinding ya?”
“Jangan ngaco. Cemen banget si jadi cowok. Lagian....”
“Cucu ku...”
Tiba – tiba terdengar suara yang mampu mengerem ucapan Chelsy secara mendadak. Secara serentak ia menoleh kesekeliling. Mencari sumber suara, sepi. Tak tanpak sosok seorangpun disana.
“Cu, tolongin nenek...”
Kali ini suara itu lebih jelas. Membuat mereka berdua saling pandang. Sebelum kemudian.
"Wuuuuaaaaa... settannn!!!..." jerit keduanya berbarengan saat melihat seorang nenek nenek yang melangkah menghampiri dengan tongkat di tangannya.
Dan tanpa pikir panjang lagi keudanya langsung ambil langkah seribu! Lari sekenceng-kencengnya. Secara refleks Chelsy melempar tu buah apel sembarangan aja. Sekilas ia mendapati bayangan seorang nenek nenek yang melangkah mendekat.
"Hu'uh, anak-anak zaman sekarang pada aneh-aneh, ada yang minta tolong. Bukannya di tolongin e malah kabur..." omel nenek-nenek sambil memungut kembali Aple yang tadi di lemparkan sembarangan oleh Chelsy. Apelnya yang tadi terlempar tak sengaja saat ia tersandung dan jatuh tersungkur saat berjalan kearah rumahnya. Rumah reot yang berada tepat di hadapannya. Sambil terus mengertu khas nenek nenek, ia masuk kedalam rumah. Mengabaikan kedua pasang anak manusia yang masih lari tungang langgang karena ketakutan.
Bersambung dulu ya. Mia udah cape soalnya. Nanti akan Mia lanjutin lagi di Cerita Misteri Prince and Princess part 2 . Bye bye...
~ Admin yang Cantik, Mia Mulyani
4 komentar:
boleh juga tuh teori 'didalam tampang yang cakep, selalu terdapat otak yang dodol'
Jiahaha... Lucu jugak kak.. :P parah tuh si Prince... :D
ha ha ha...
Itu kan pendapat temen ku....
Kalau menurut aku si sebenernya sama juga.
"Dibalik tampang yang cakep, emang selalu ada otak yang dodol".... #Dihajar
he he he...
Lucu yak?
padahalkan judulnya cerpen misteri.
Prince nya emang parah, tapi princess nya ternyata juga lebih parah.... hahahha
Posting Komentar